AS Tuduh Proksi Iran Serang Tentaranya di Irak, Ajak Israel Perkuat Militer di Timur Tengah
AS menuduh proksi Iran menyerang tentaranya di pangkalan udara di Irak. AS mengajak Israel untuk memperkuat militernya di Timur Tengah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, menelepon Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, setelah menuduh proksi Iran menyerang pangkalan udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS di Irak pada Senin (5/8/2024) malam.
Lima tentara AS terluka dalam serangan tersebut.
Lloyd Austin mengatakan serangan itu merupakan eskalasi yang berbahaya.
"Llyod Austin dan Yoav Gallant sepakat serangan yang dilakukan oleh milisi sekutu Iran terhadap pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak barat merupakan peningkatan yang berbahaya dan menunjukkan peran Iran yang mengganggu stabilitas di wilayah tersebut," kata Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dalam pernyataannya, Selasa (6/8/2024).
"Amerika Serikat sedang memperkuat posisi militernya di Timur Tengah," lanjutnya, mengutip perkataan Lloyd Austin kepada Yoav Gallant.
Lloyd Austin juga mengatakan kepada Yoav Gallant tentang langkah-langkah untuk memperkuat posisi militer Amerika di kawasan, mengingat situasi yang memanas ini, seperti diberitakan Al Arabiya.
"Kami menegaskan komitmen teguh Amerika Serikat terhadap keamanan Israel dalam menghadapi ancaman dari Iran, Hizbullah, dan milisi lain yang bersekutu dengan Teheran," katanya.
Sebelumnya, Reuters mengatakan setidaknya dua roket Katyusha diluncurkan di pangkalan Ain al-Assad di Kegubernuran Anbar.
"Beberapa dari mereka mendarat di dalam pangkalan, sementara satu rudal jatuh di desa terdekat tanpa menyebabkan kerusakan," lapor Reuters, Selasa.
Meski AS dan Israel menghubungkan serangan itu dengan Iran, namun tidak jelas apakah serangan itu terkait ancaman Iran untuk membalas kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) pekan lalu.
Memanasnya situasi ini menyusul ancaman Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh karena dilakukan di tanah Iran dan menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan itu.
Baca juga: Rusia Dikabarkan Mentransfer Sistem Rudal Iskander dan Murmansk-BN ke Iran
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan Israel tidak membunuh Ismail Haniyeh, namun mengakui telah membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, sehari sebelumnya.
Sebelumnya, Hizbullah juga mengindikasikan untuk membalas pembunuhan Fuad Shukr dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024) malam, pekan lalu.
Israel, AS, dan sekutunya menyebut kelompok seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah sebagai Poros Perlawanan yang didukung oleh Iran untuk melawan Israel dan sekutunya di Timur Tengah.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.623 jiwa dan 91.469 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (5/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel