Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dapat Informasi Iran Serang Israel Minggu Ini, Jerman Sigap Siapkan Evakuasi Massal di Timur Tengah

Jerman mempersiapkan rencana evakuasi massal warganya di Timur Tengah menyusul informasi intelijen yang menyebut Iran akan serang Israel minggu ini.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Dapat Informasi Iran Serang Israel Minggu Ini, Jerman Sigap Siapkan Evakuasi Massal di Timur Tengah
Hossein Fatemi / Middle East Images / Middle East Images via AFP
Pasukan khusus Korps Garda Revolusi Islam Iran berpartisipasi dalam latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di dekat kota pelabuhan selatan Iran, Bandar-e-Jask, pada hari Senin, 03 April 2006 - Jerman mempersiapkan rencana evakuasi massal warganya di Timur Tengah menyusul informasi intelijen yang menyebut Iran akan serang Israel minggu ini. 

TRIBUNNEWS.com - Jerman sedang mempersiapkan rencana evakuasi massal warganya dari Timur Tengah.

Rencana ini sebagai antisipasi di tengah kekhawatiran atas meningkatnya konflik antara Israel dengan Iran dan Lebanon.

Majalah berita mingguan Jerman, Der Spiegel, dikutip Anadolu Ajansi, melaporkan rencana itu disiapkan militer Jerman, Bundeswehr, setelah mendapat informasi intelijen yang mengatakan Iran akan melakukan serangan balas dendam terhadap Israel minggu-minggu ini.

Angkatan udara Jerman telah menyiapkan armada kecil pesawat angkut A400M yang bisa mengangkut orang dari Beirut ke Siprus, Spiegel menambahkan, tanpa mengungkap sumbernya.

Laporan itu mengatakan analis cukup yakin, Hizbullah juga akan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.

Ketika serangan itu terjadi, perluasan konflik diprediksi tidak bisa dihentikan karena Israel dipastikan akan bereaksi.

Sebelumnya, pada 29 Juli 2024 lalu, Jerman meminta warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu karena ketegangan meningkat pasca-serangan di Majdal Shams.

BERITA REKOMENDASI

"Kami sangat prihatin dengan situasi warga Jerman di Lebanon," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Sebastian Fischer, di Jerman.

"Kami mendesak warga negara Jerman untuk meninggalkan Lebanon selagi masih ada waktu," imbuh dia.

Siprus diketahui telah lebih dulu membahas soal evakuasi massal di Timur Tengah.

Pada Jumat (2/8/2024), Menteri Luar Negeri Siprus, Constantinos Kombos, mengungkapkan berbagai lembaga telah dimobilisasi sebagai bagian dari rencana evakuasi itu.

Baca juga: Aktivis Pro-Palestina di Jepang Balas Turis Israel yang Ngamuk-ngamuk: Negaramu Palsu!

Dikutip dari Al Awsat, Kombos mengungkapkan ia tengah berhubungan dengan misi diplomatik negara-negara yang mungkin memilih untuk mengevakuasi warga negara mereka lewat Siprus.

Kombos menyebut ada "bahaya serius" akan konflik yang meluas lebih jauh, yang bakal memengaruhi seluruh wilayah.

Sebagai informasi, pada 2023, Siprus bertindak sebagai tempat persinggahan bagi para pengungsi negara ketiga dari Sudan dan Israel setelah dimulainya perang Israel-Hamas.

Negara kepulauan itu juga membantu evakuasi puluhan ribu warga negara ketiga selama konflik Israel-Hizbullah tahun 2006.

Presiden Iran: Kami Tidak Berniat Meningkatkan Eskalasi Regional

Sementara itu, di tengah kekhawatiran meningkatnya eskalasi regional di Timur Tengah, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memberikan komentar.

Pernyataan ini disampaikan Pezeshkian selama pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoygu, di Teheran, Senin (5/8/2024).

Dikutip dari IRNA, Pezeshkian memastikan Iran hanya akan membalas dendam terhadap Israel atas kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Ia mengatakan kepada Shoygu, Israel berusaha meningkatkan ketegangan di Timur Tengah lewat pembunuhan Haniyah dan serangan di Jalur Gaza.

Pezeshkian menekankan, Iran tidak pernah berencana meningkatkan ketegangan dan memicu perang di Timur Tengah.

Baca juga: Iran Sebut Persiapan Israel Hadapi Teheran Sia-sia: Serangan Kami akan Cepat dan Berat

Tetapi, ia menegaskan "Israel pasti akan menerima balasan atas kejahatannya."

Israel dan AS Diskusi soal Potensi Eskalasi di Timur Tengah

Di sisi lain, pada Senin, militer Israel dan Amerika Serikat (AS) membahas tanggapan terhadap ancaman di TImur Tengah.

Kedua negara itu juga melakukan penilaian situasi terkait masalah keamanan di tengah ketegangan menyusul pembunuhan Haniyeh di Teheran.

Panglima Komando Pusat AS, Michael Kurilla, bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevi, di Tel Aviv, kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.

"Para komandan mengadakan penilaian situasi bersama mengenai masalah keamanan dan strategis, serta persiapan bersama di kawasan tersebut, sebagai bagian dari respons terhadap ancaman di Timur Tengah," kata pernyataan militer.

Militer Israel menyatakan akan terus "mempererat hubungannya dengan Angkatan Bersenjata AS yang berlandaskan pada komitmen untuk memperkuat stabilitas regional dan koordinasi antara kedua militer."

Sebagai informasi, Haniyeh tewas diserang di Teheran, Rabu dini hari, dalam perjalanannya menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masaoud Pezeshkian.

Selain Haniyeh, pengawal pribadinya yang juga Wakil Komandan Brigade Al-Qassam, Wasim Abu Shaaban, juga tewas dalam serangan itu.

Insiden itu terjadi sehari setelah pelantikan Pezeshkian, yang juga menjadi kemunculan terakhir Haniyeh sebelum tewas.

Jenazah Haniyeh dimakamkan di Qatar, Jumat (2/8/2024).

Hamas dan Iran menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh, sementara Tel Aviv tidak membantah atau mengonfirmasi tanggung jawabnya.

Israel berada dalam siaga tinggi terhadap potensi respons militer dari Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah, yang juga bersumpah untuk membalas setelah tewasnya komandan senior Fuad Shukr dalam serangan udara Israel di Beirut minggu lalu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas