Dapat Informasi Iran Serang Israel Minggu Ini, Jerman Sigap Siapkan Evakuasi Massal di Timur Tengah
Jerman mempersiapkan rencana evakuasi massal warganya di Timur Tengah menyusul informasi intelijen yang menyebut Iran akan serang Israel minggu ini.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.com - Jerman sedang mempersiapkan rencana evakuasi massal warganya dari Timur Tengah.
Rencana ini sebagai antisipasi di tengah kekhawatiran atas meningkatnya konflik antara Israel dengan Iran dan Lebanon.
Majalah berita mingguan Jerman, Der Spiegel, dikutip Anadolu Ajansi, melaporkan rencana itu disiapkan militer Jerman, Bundeswehr, setelah mendapat informasi intelijen yang mengatakan Iran akan melakukan serangan balas dendam terhadap Israel minggu-minggu ini.
Angkatan udara Jerman telah menyiapkan armada kecil pesawat angkut A400M yang bisa mengangkut orang dari Beirut ke Siprus, Spiegel menambahkan, tanpa mengungkap sumbernya.
Laporan itu mengatakan analis cukup yakin, Hizbullah juga akan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.
Ketika serangan itu terjadi, perluasan konflik diprediksi tidak bisa dihentikan karena Israel dipastikan akan bereaksi.
Sebelumnya, pada 29 Juli 2024 lalu, Jerman meminta warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu karena ketegangan meningkat pasca-serangan di Majdal Shams.
"Kami sangat prihatin dengan situasi warga Jerman di Lebanon," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Sebastian Fischer, di Jerman.
"Kami mendesak warga negara Jerman untuk meninggalkan Lebanon selagi masih ada waktu," imbuh dia.
Siprus diketahui telah lebih dulu membahas soal evakuasi massal di Timur Tengah.
Pada Jumat (2/8/2024), Menteri Luar Negeri Siprus, Constantinos Kombos, mengungkapkan berbagai lembaga telah dimobilisasi sebagai bagian dari rencana evakuasi itu.
Baca juga: Aktivis Pro-Palestina di Jepang Balas Turis Israel yang Ngamuk-ngamuk: Negaramu Palsu!
Dikutip dari Al Awsat, Kombos mengungkapkan ia tengah berhubungan dengan misi diplomatik negara-negara yang mungkin memilih untuk mengevakuasi warga negara mereka lewat Siprus.
Kombos menyebut ada "bahaya serius" akan konflik yang meluas lebih jauh, yang bakal memengaruhi seluruh wilayah.
Sebagai informasi, pada 2023, Siprus bertindak sebagai tempat persinggahan bagi para pengungsi negara ketiga dari Sudan dan Israel setelah dimulainya perang Israel-Hamas.