VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Cerita WNI di London Soal Kondisi Terkini Pascakerusuhan
Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris, mengatakan kondisi terkini di kota-kota besar relatif cukup kondusif.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan besar telah mengguncang sejumlah kota di Inggris dalam sepekan terakhir.
Aksi lempar batu meneriakkan slogan anti-imigran dan Islamofobia terjadi di Liverpool, Manchester, Hull hingga merambat ke Belfast di Irlandia Utara.
Terkait kondisi terkini di Inggris, Tribunnews Onfocus melakukan wawancara eksklusif dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di London, Inggris, Wahyudi Hansudi melalui Zoom, Senin (5/8/2024).
Wahyudi mengatakan kondisi terkini di kota-kota besar relatif cukup kondusif.
Kehidupan secara umum pun masih berjalan apa adanya tanpa perubahan drastis pascakerusuhan.
Secara psikologis, warga memang menjadi merasa tidak aman setelah terjadinya kerusuhan antara kelompok tersebut.
Wahyudi menyebut rasa kecemasan tidak bisa dihindari mana kala ingin berjalan ke suatu tempat.
"Kalau kita mau jalan ke mana begitu mesti berpikir ulang," ujarnya.
Imbauan dari pemerintah, imbuh dia, untuk aktivitas warga sejauh ini belum dikeluarkan.
Wahyudi menambahkan warga masih diperbolehkan keluar tanpa adanya pembatasan waktu.
"Jadi lebih kepada kesadaran individu saja untuk mengatur rencana kepergian."
"Terutama kaum perempuan lebih baik jangan pergi sendiri atau minimal ditemani mengurangi risiko," ucapnya.
Dia melihat komunitas-komunitas yang ada di London mulai membuat Whatsapp group untuk mengupdate kondisi atau situasi.
Imbauan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London juga bersifat umum sama halnya dengan pemerintahan Inggris.
WNI diminta tidak keluar rumah untuk yang bermukim di tempat terjadinya kerusuhan.
"Apabila keperluan tidak mendesak lebih baik jangan dulu keluar rumah lalu jika terjadi sesuatu kita diminta menghubungi otoritas keamanan setempat," tuturnya.
Berkaitan isu agama yang menjadi dasar kerusuhan, Wahyudi mengatakan tidak tampak penjagaan yang terlalu mencolok di tempat-tempat ibadah.
Baca juga: Kerusuhan di Inggris Terus Merambat, Plymouth jadi Kota Terbaru yang Membara
Dia mengamati pihak aparat keamanan hanya melakukan penjagaan yang sifatnya preventif.
"Kami melihat ada beberapa mobil polisi berpatroli tapi tidak dalam jumlah besar," ucapnya.
Kerusuhan yang terjadi di Inggris, tambah Wahyudi, tidak mencekam seperti kerusuhan di Indonesia pada 1998.
Wahyudi menyebut titik kerusuhan yang terjadi di Inggris kebalikan dari apa yang pernah terjadi pada saat krisis moneter.
Wahyudi berharap pemerintah baru Inggris segera melakukan langkah-langkah konkret agar kerusuhan tidak meluas ke kota besar atau kota-kota kecil lainnya.
Simak wawancara Tribunnews dengan WNI di Inggris, Wahyudi Hansudi.(*)