Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Tidak Kenal Kompromi Soal Penarikan Penuh Tentara Israel dari Gaza
Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar 'tidak kenal kompromi' soal penarikan penuh Israel, tidak ada aturan Otoritas Palestina untuk Gaza.
Penulis: Muhammad Barir
Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Tidak Kenal Kompromi Soal Penarikan Penuh Tentara Israel dari Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar 'tidak kenal kompromi' soal penarikan penuh Israel, tidak ada aturan Otoritas Palestina untuk Gaza, sebuah Laporan mengungkapkan.
Yahya Sinwar mengambil alih negosiasi gencatan senjata dengan Israel setelah pembunuhan mantan kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh.
Pemimpin politik baru Hamas, Yahya Sinwar, telah menyampaikan kepada mediator Mesir sikap tegas dalam negosiasi dengan Israel untuk kesepakatan gencatan senjata di Gaza, sumber mengatakan kepada The National.
Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin politik baru gerakan perlawanan Palestina pada hari Selasa, menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel di Teheran minggu lalu.
Sebagai kepala politbiro, Haniyeh telah memimpin negosiasi sebelumnya untuk gencatan senjata dari Qatar dan Mesir.
Sinwar saat ini berada di dalam Jalur Gaza yang terkepung dan, meskipun dikejar oleh pasukan Israel, tetap berhubungan dengan para pejuang perlawanan di lapangan.
Israel yakin ia bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang luas di jalur tersebut.
Tak lama setelah pengangkatannya, Sinwar menghubungi mediator Mesir untuk menyampaikan syarat-syarat gencatan senjata, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan tahanan Palestina terkemuka, kata sumber tersebut.
Ia juga memberi tahu Mesir bahwa ia "tanpa kompromi" menentang Otoritas Palestina (PA) mengambil alih kendali Gaza setelah perang.
PA, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas yang sudah lanjut usia, mengatur beberapa aspek kehidupan di Tepi Barat yang diduduki tetapi dipandang oleh banyak warga Palestina sebagai pihak yang bekerja atas nama Israel dan pendudukan.
Sinwar juga menjelaskan bahwa ia menolak pengerahan pasukan multinasional di Gaza pascaperang untuk menjaga keamanan hingga pemilihan legislatif dan presiden diadakan.
“Bagi Yahya Sinwar, pembebasan tahanan Palestina merupakan prioritas utama,” ungkap seorang sumber kepada The National.
"Ia ingin melihat Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat dibebaskan dan tidak akan berkompromi soal itu," kata sumber tersebut. Barghouti adalah pemimpin senior Fatah yang secara luas dipandang sebagai calon pengganti Presiden Abbas, sementara Saadat adalah pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Kedua pria itu adalah pemimpin Palestina populer yang telah menghabiskan puluhan tahun di penjara Israel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.