Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Tidak Kenal Kompromi Soal Penarikan Penuh Tentara Israel dari Gaza

Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar 'tidak kenal kompromi' soal penarikan penuh Israel, tidak ada aturan Otoritas Palestina untuk Gaza.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Tidak Kenal Kompromi Soal Penarikan Penuh Tentara Israel dari Gaza
AFP/MOHAMMED ABED
Yahya al-Sinwar (tengah), kepala gerakan Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza, berjabat tangan dengan seorang pejuang bertopeng dari Brigade Qassam Hamas selama unjuk rasa yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut, di Kota Gaza pada 14 Desember 2022. Hamas akan mengakhiri pembicaraan tentang pengamanan pertukaran tahanan dengan Israel kecuali ada kemajuan segera, kata pemimpin kelompok militan di Jalur Gaza pada 14 Desember. Sejak invasi Israel tahun 2014 ke Jalur Gaza, kelompok Islamis itu telah menahan jenazah tentara Israel Oron Shaul dan Hadar Goldin, meskipun Hamas tidak pernah mengonfirmasi kematian mereka. Awal tahun ini Hamas menerbitkan video seorang warga sipil Israel yang ditahan selama tujuh tahun di daerah kantong itu. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

Sinwar menyampaikan persyaratannya kepada mediator Mesir melalui Khalil al-Hayya, wakilnya, yang juga berbicara mewakilinya selama berbulan-bulan negosiasi antara Hamas dan Israel melalui mediator dari AS, Mesir, dan Qatar.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus mengajukan tuntutan baru di luar tuntutan yang telah disetujui Israel.

Minggu lalu, Netanyahu mengatakan bahwa pasukan Israel yang menduduki Gaza tidak akan meninggalkan Koridor Philadelphia dan penyeberangan Rafah di dekat perbatasan Mesir.




Sebagai tanggapan, pejabat senior Israel, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Angkatan Darat Herzi Halevi, mengatakan kepada Netanyahu pada pertemuan keamanan bahwa desakannya pada persyaratan baru akan menyabotase negosiasi gencatan senjata saat ini.

Saluran berita 12 melaporkan bahwa Halevi dan Gallant menuduh Netanyahu "sangat menyadari bahwa persyaratan baru yang ia tuntut, yang kabarnya telah dimasukkan dalam proposal terbaru Israel, akan menghancurkan kesepakatan tersebut."


Tujuan Netanyahu di Gaza masih belum jelas.

Beberapa menteri dalam pemerintahan Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, bersikeras perang harus terus berlanjut.

Mereka mengatakan ingin menghancurkan Gaza, membersihkan jalur tersebut dari 2,3 juta penduduk asli Palestina, dan menempatkan orang-orang Yahudi Israel di tempat mereka.

BERITA TERKAIT

Tentara dan angkatan udara Israel telah membunuh lebih dari 39.000 warga Palestina sejak dimulainya perang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

SUMBER: THE CRADLE

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas