Pakar Israel: Iron Dome Gagal Menghancurkan Satu Pun Rudal Iran
Moti Shefer, seorang ahli teknik antariksa Israel telah menekankan kalau Iron Dome adalah 'penipuan' terbesar yang pernah disaksikan dunia.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pakar Israel: Iron Dome Gagal Menghancurkan Satu Pun Rudal Iran
TRIBUNNEWS.COM - Entitas Israel dilaporkan mengakui kalau sistem pertahanan terpadu, Iron Dome tidak mampu menghancurkan bahkan satu pun rudal Iran saat serangan balasan Teheran terhadap Israel pada April silam.
Pembalasan Iran atas pengeboman Israel ke konsulat mereka di Suriah itu dijuluki "Operasi True Promise."
Moti Shefer, seorang ahli teknik antariksa Israel telah menekankan kalau Iron Dome adalah 'penipuan' terbesar yang pernah disaksikan dunia.
Baca juga: Media Israel: Angkatan Laut Garda Revolusi Iran Punya Rudal-Rudal Baru Berdaya Ledak Tinggi
Pertahanan udara rezim Israel, kata dia, tidak menembak jatuh satu pun rudal Iran selama Operasi True Promise, meskipun mereka menembakkan 500 rudal dari Iron Dome.
"Juru bicara militer Israel itu berbohong atau tidak tahu apa-apa," tambah Shefer dilansir MNA, dikutip Sabtu (10/8/2024).
Ia lebih lanjut merujuk pada serangan oleh Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, dengan mengatakan bahwa rudal Hizbullah telah menyebabkan sejumlah besar kerusakan di wilayah pendudukan dan para pejabat Israel tidak mampu mengendalikan situasi ini.
Baca juga: Pidato Yahya Sinwar: Hamas Tak akan Pernah Memutus Hubungan dengan Iran dan Poros Perlawanan
Baru Kerahkan 20 Persen Kekuatan
Pada dini hari tanggal 14 April, Pasukan Dirgantara IRGC meluncurkan puluhan rudal dan pesawat nirawak terhadap target militer di wilayah pendudukan sebagai balasan atas serangan udara rezim Israel pada tanggal 1 April di bagian konsuler kedutaan besar Iran di Damaskus.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Iran, ‘Iran’ pada bulan Mei, Komandan Markas Besar Khatam al-Anbia Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid memberikan rincian tentang ‘Operasi Janji Sejati’ yang dilakukan angkatan bersenjata Iran terhadap target militer Israel.
Jenderal Rashid mengatakan hanya satu divisi dari Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam yang ditugaskan untuk melaksanakan operasi tersebut, sementara unit tunggal itu pun hanya mengerahkan 20 persen kekuatan ofensifnya dalam operasi tersebut.
Di sisi lain, AS, NATO, CENTCOM, dan rezim Israel telah menyiapkan 240 jet tempur, sementara berbagai sistem pertahanan udara antirudal kapal perang AS di Laut Mediterania dan Laut Merah, serta sistem antirudal rezim Zionis, bersiaga, katanya.
Jenderal tersebut mengatakan bahwa satu divisi Pasukan Dirgantara IRGC sebetulnya siap untuk melepaskan sisa 80 persen kekuatan ofensifnya dan meluncurkan gelombang serangan lain berdasarkan perintah.
Namun, para komandan Iran menyimpulkan bahwa operasi tersebut cukup untuk menghukum rezim Zionis, kata jenderal tersebut.
"Dukungan yang diberikan AS, Inggris, Prancis, dan pemerintah Eropa untuk rezim Israel mengingatkan kita pada Perang Salib," tambahnya.