Perpecahan Makin Dalam, Netanyahu Tuduh Yoav Gallant Punya Narasi Anti-Israel
Perpecahan semakin dalam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Menteri Pertahanannya Yoav Gallant pada hari Senin (12/8/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Perpecahan semakin dalam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Menteri Pertahanannya Yoav Gallant pada hari Senin (12/8/2024).
Netanyahu menuduh Gallant mengadopsi "narasi anti-Israel".
Pekan ini, media Israel melaporkan kalau Gallant mengabaikan tujuan perang yang ingin dicapai Netanyahu dan menyebutnya sebagai "omong kosong".
Kantor Netanyahu membalas, mengatakan komentar Gallant membahayakan perundingan untuk membebaskan para sandera yang ditawan di Gaza.
"Ketika Gallant mengadopsi narasi anti-Israel, ia merusak peluang tercapainya kesepakatan penyanderaan," kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan, CNN melaporkan.
Dikatakan bahwa Gallant berkewajiban untuk mengejar dua tujuan perang Israel di Gaza: membasmi Hamas dan membebaskan para sandera yang ditawan Hamas dalam serangan 7 Oktober.
Pertikaian sengit ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian pertikaian antara kedua pria tersebut selama lebih dari 10 bulan perang.
Perpecahan ini terjadi saat Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan oleh Iran dan proksinya, Hizbullah, di Lebanon.
Hal itu telah mendorong Amerika Serikat untuk memperkuat pertahanan Israel, dengan mengirimkan kapal selam berpeluru kendali ke wilayah tersebut selama akhir pekan.
Pada hari Senin (12/8/2024), diplomat utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan kepada CNN jika dia akan mengajukan proposal di UE untuk memberikan sanksi kepada menteri sayap kanan Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir.
Borrell menyerukan sanksi terhadap Smotrich dan Ben Gvir dalam sebuah posting di X.
Baca juga: PM Israel Terungkap Bohong Lagi, Pengakuan Yoav Gallant Bahwa Netanyahu Menghalangi Gencatan Senjata
“Sejak Oktober lalu, pernyataan Menteri Smotrich dan Ben-Gvir yang memicu kebencian dan aktivitas terkait bantuan kemanusiaan jelas termasuk dalam kategori ini,” jelas Borrell.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.