Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Sebenarnya Iran Tak Segera Membalas Israel

Pakar universitas di Israel mengatakan alasan sebenarnya Iran tak segera membalas serangan Israel

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Alasan Sebenarnya Iran Tak Segera Membalas Israel
Kredit Foto: Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS/Tangkap Layar
Sebuah rudal Iran terlihat saat upacara parade Hari Tentara Nasional di Teheran, Iran. Pakar universitas di Israel mengatakan alasan sebenarnya Iran tak segera membalas serangan Israel 

Ia mengecam Israel karena menggunakan senjata yang dilarang secara internasional, seperti amunisi fosfor putih di lahan pertanian.

Pembicara juga menggarisbawahi perlunya memperpanjang jangka waktu UNIFIL sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Sejourne mengatakan Prancis berfokus pada meredakan ketegangan di kawasan, yang merupakan pesan yang akan disampaikannya ke negara-negara lain selama lawatannya.




Di UNIFIL, ia mengonfirmasi bahwa Paris bersemangat untuk memperpanjang masa jabatannya selama satu tahun lagi.

Dewan Keamanan akan bertemu pada akhir bulan ini untuk membahas perpanjangan tersebut.

Sejourne juga bertemu dengan mitranya dari Lebanon Abdallah Bou Habib, yang mengungkapkan bahwa Lebanon tidak menerima pesan atau ancaman apa pun dari Israel melalui Menlu Prancis atau utusan khusus AS Amos Hochstein, yang berada di Lebanon pada hari Rabu.

Bou Habib mengatakan diskusi dengan Hochstein berujung pada kesepakatan untuk memperpanjang masa tugas UNIFIL selama satu tahun lagi, sambil mencatat bahwa AS awalnya ingin memperpanjangnya selama enam bulan.

Qassem Mengkritik Hochstein

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor pers Perdana Menteri Lebanon menunjukkan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati bertemu dengan utusan khusus AS Amos Hochstein (kiri) di Beirut pada 18 Juni 2024. Utusan AS Amos Hochstein berada di wilayah tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi Israel dan Lebanon guna mendesak de-eskalasi dalam bentrokan perbatasan yang melibatkan sekutu Hamas, Hizbullah.
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor pers Perdana Menteri Lebanon menunjukkan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati bertemu dengan utusan khusus AS Amos Hochstein (kiri) di Beirut pada 18 Juni 2024. Utusan AS Amos Hochstein berada di wilayah tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi Israel dan Lebanon guna mendesak de-eskalasi dalam bentrokan perbatasan yang melibatkan sekutu Hamas, Hizbullah. (Kantor Pers Perdana Menteri Lebanon / AFP)
BERITA TERKAIT

Hochstein bertemu dengan Mikati, Berri dan Komandan Angkatan Darat Joseph Aoun.

Ia mengatakan kepada para pejabat bahwa tidak ada waktu yang terbuang untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, yang akan membuka jalan bagi solusi diplomatik yang akan mengakhiri eskalasi antara Hizbullah dan Israel.

Sementara itu, wakil pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem menganggap kunjungan utusan tersebut sebagai "performa", dan menambahkan bahwa ia tidak menawarkan proposal spesifik apa pun kepada Lebanon.

AS ingin terlihat seolah-olah mengambil tindakan, tetapi hingga kini, AS belum menawarkan sesuatu yang nyata, ungkapnya.

Ia juga menegaskan kembali bahwa Hizbullah bertekad untuk membalas pembunuhan Shukr.

Hizbullah bertekad untuk "melanjutkan perlawanan yang berani dan bijaksana dengan semua kemampuan yang dimilikinya untuk membela Lebanon dan rakyatnya, kebebasan dan keselamatan mereka, serta keinginan untuk menjalani kehidupan yang bermartabat."

Dalam pernyataan yang menandai peringatan 18 tahun berakhirnya perang Hizbullah-Israel tahun 2006, Hamas bersumpah untuk meneruskan operasinya "meskipun ada ancaman Israel, kapal induk Amerika, pembunuhan dan kampanye media lokal dan asing."

"Lebanon tidak akan pernah diduduki lagi, dan tidak akan pernah disandera oleh musuh. Lebanon tidak akan pernah terbuka untuk menormalisasi hubungan [dengan Israel]," demikian pernyataan tersebut.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas