Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Tahukah Kamu: Monumen Stonehenge Datang dari Skotlandia Melalui Laut

Penemuan yang "sama sekali tidak terduga" menghubungkan Batu Altar Stonehenge seberat 6,6 ton dengan wilayah paling utara di Inggris…

zoom-in Tahukah Kamu: Monumen Stonehenge Datang dari Skotlandia Melalui Laut
Deutsche Welle
Tahukah Kamu: Monumen Stonehenge Datang dari Skotlandia Melalui Laut 

"Jam-jam ini sangat berguna, karena memberi tahu kita tentang usia asli material yang terkikis dari komposisi awal batu pasiran ini (...) kami dapat melihat banyak kristal yang berbeda di dalam Altar Stone, dan membangun 'sidik jari usia', ibaratnya Ini seperti DNA untuk batuan."

Stonehenge: kisah perdagangan melalui laut?

Mengangkut batu seberat enam ton melalui darat sejauh lebih dari 1.000 kilometer merupakan kerja sangat berat pada 6.000 tahun yang lalu.

Karenanya, para peneliti mengatakan Batu Altar kemungkinan besar diangkut melalui air.

"Awalnya kami mengira batu itu pasti dipindahkan melalui lapisan es – jaraknya sangat jauh bagi manusia untuk mengangkutnya. Namun, jika kita melihat arah aliran es selama zaman es sebelumnya di Inggris, es sebenarnya bergerak lebih jauh dari Inggris selatan," kata Clarke.

"Jika Anda melihat pengangkutan Batu Altar melalui darat, batu-batu itu pasti melewati beberapa rintangan yang berat: sungai, hutan lebat di Inggris prasejarah, lanskap rawa-rawa, dan pegunungan yang menghalangi jalan, dari Skotlandia utara (...) yang kemudian menyisakan asumsi rute pengangkutan lewat laut bagi kami."

Clarke menunjuk bukti perdagangan berbasis laut, pengiriman barang, dan hubungan sosial di seluruh Kepulauan Inggris pada saat pembangunan Stonehenge sebagai pendukung hipotesis transportasi laut.

Hal ini serupa dengan penelitian terbaru oleh para arkeolog, yang mengungkap keberadaan cabang-cabang Sungai Nil yang telah punah. Analisis mereka menemukan, kanal-kanal yang telah punah itu pasti melewati lokasi banyak piramida, yang menunjukkan bahwa transportasi air digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk mengangkut batu dalam jumlah sangat besar yang dibutuhkan untuk pembangunan piramida.

BERITA TERKAIT

Clarke memperkirakan, hipotesis transportasi air akan menarik berbagai tanggapan dari komunitas arkeologi, tetapi yakin bahwa penelitian Stonehenge yang baru ini akan membantu memfokuskan pencarian sumber sebenarnya dari material yang digunakan di situs kuno tersebut.

"Saya yakin akan ada campuran antara rasa heran dan mungkin skeptisisme," kata Clarke.

"Namun, ini adalah sesuatu yang kami sambut baik untuk ke depannya, untuk benar-benar mempersempit sumber Batu Altar, mungkin ke singkapan individual atau bahkan sampai ke lokasi tambang tempat batu itu mungkin berasal."

Temuan baru ini dipublikasikan di jurnal Nature.

Sumber utama:

Clarke et al (2024). A Scottish provenance for the Altar Stone of Stonehenge. Nature. https://doi.org/10.1038/s41586-024-07652-1

Sumber tambahan:

Bevins et al. (2023). The Stonehenge Altar Stone was probably not sourced from the Old Red Sandstone of the Anglo-Welsh Basin: Time to broaden our geographic and stratigraphic horizons? Published in Journal of Archaeological Science: Reports. https://doi.org/10.1016/j.jasrep.2023.104215

Bradley, Richard (2024). Beyond the bluestones: links between distant monuments in Late Neolithic Britain and Ireland. Antiquity. https://doi.org/10.15184/aqy.2024.3

Ghoneim et al (2024). The Egyptian pyramid chain was built along the now abandoned Ahramat Nile Branch. Communications Earth & Environment. https://doi.org/10.1038/s43247-024-01379-7

Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas