Perang Psikologis Netanyahu Jadi Bumerang, Ekonomi Israel Malah Memburuk
Ayatollah Ali Khamenei berkeras akan menyerang Israel jika tak ada hasil perdamaian dalam rencana pembicaraan mengenai Gaza.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Perang psikologis yang dilancarkan oleh Israel justru membuat kondisi negara Yahudi tersebut tidak menentu.
Perang psikologis yang dilancarkan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu yang didukung oleh Barat dengan memberikan sanksi dan ancaman-ancaman untuk meruntuhkan mental pihak-pihak yang bersekutu dengan Iran.
Akan tetapi pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei berkeras akan menyerang Israel jika tak ada hasil perdamaian dalam rencana pembicaraan mengenai Gaza.
Baca juga: WHO Serukan Kemanusiaan Bagi Kampanye Vaksinasi Polio yang Kritis di Jalur Gaza
Meski demikian, sekutu Iran, Houthi dan Hizbullah terus menembakkan senjata mereka ke arah Israel.
Akibatnya Israel kini memasuki kekacauan ekonomi yang parah. Kegiatan ekonomi negara zionis tersebut lumpuh.
Media Israel Channel 13 mengabarkan, sejak pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel, ekonomi negara itu makin kacau.
Dua pekan setelah pembunuhan itu menjadi hari-hari yang "melelahkan" pasar Israel.
"Beberapa acara ekonomi dibatalkan di wilayah yang diduduki Israel, sementara yang lain dikurangi karena keadaan cemas yang dialami di antara para pemukim," kata kanal berita tersebut.
Janji Hizbullah dan Iran yang akan menyerang bersamaan membuat kegiatan ekonomi negara itu terpengaruh.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan otoritas pun semakin tidak pasti, karena menunggu serangan tersebut.
Baca juga: Gaza Kehabisan Lahan Pemakaman, Korban Tewas Akibat Serangan Israel Melonjak Jadi 40.000 Orang
Media tersebut mengabarkan bahwa pariwisata menjadi sektor paling terpengaruh. Sektor ini hancur total karena hingga kini tak ada turis yang berani datang ke Israel.
Saat ini bahkan penerbangan di seluruh Israel membatalkan rute-rute internasional.
Akibat pembatalan tersebut, makin banyak pemukim Israel yang terdampar di negara lain karena pembatalan penerbangan skala besar.
Kemungkinan tanggapan yang diluncurkan oleh Poros Perlawanan juga berdampak pada hotel dan bisnis perhotelan dan pariwisata lainnya di wilayah utara yang diduduki Israel, yang mungkin secara langsung terpengaruh oleh serangan di masa mendatang.