Noa Argamani Kecam Media Israel, Hamas Tidak Melukai Dirinya, Dia Terluka karena Serangan Udara IDF
Pengakuan jujur diungkapkan oleh Noa Argamani, wanita yang pernah menjadi sandera Israel oleh pejuang Hamas dari Brigade Al Qassam.
Penulis: Muhammad Barir
Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa pada hari Kamis dan berbicara tentang kengerian yang dialaminya.
Berbicara tentang pengalamannya ditawan Hamas untuk pertama kalinya sejak diselamatkan, Noa Argamani mengatakan merupakan "keajaiban" bahwa dia masih hidup.
Setelah dia disandera pada tanggal 7 Oktober, dia mengatakan dia mengalami luka di seluruh kepalanya dan seluruh tubuhnya.
“Setiap malam, saya tertidur dan berpikir, ini mungkin malam terakhir hidup saya,” katanya dalam bahasa Inggris pada pertemuan di Tokyo. “Sampai saat saya [diselamatkan]… saya tidak percaya bahwa saya masih bisa bertahan hidup.”
Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa pada hari Kamis dan berbicara tentang kengerian yang dialaminya.
"Dan pada saat ini, saat saya masih duduk bersama Anda, sungguh sebuah keajaiban bahwa saya ada di sini. Sungguh sebuah keajaiban karena saya selamat pada 7 Oktober, dan saya selamat dari pengeboman ini, dan saya juga selamat dari penyelamatan," kata Argamani tentang pembebasan yang rumit itu.
Dia menambahkan, “Avinatan, pacarku, masih di sana, dan kita harus membawa mereka kembali sebelum terlambat.”
Meskipun media melaporkan bahwa ia dipukuli oleh Hamas, Argamani melalui media sosial pada hari Jumat mengatakan bahwa kata-katanya telah diambil di luar konteks.
Ia mengatakan bahwa ia tidak dipukuli oleh Brigade Al Qassam, dan rambutnya tidak dipotong.
"Saya katakan, kepala saya terluka dan sekujur tubuh saya terluka." Argamani menegaskan bahwa luka-lukanya berasal dari runtuhnya sebuah gedung setelah dibom oleh IAF.
"Sebagai korban 7 Oktober, saya tidak akan membiarkan diri saya menjadi korban media lagi," katanya.
Penahanan Noa Argamani
Argamani disandera selama serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober dan diselamatkan pada tanggal 8 Juni.
Pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh ayah Noa, Yacov Argamani, dan Duta Besar Israel untuk Jepang Gilad Cohen, berfokus pada Noa yang menceritakan pengalamannya sebagai seorang sandera.
Noa meminta bantuan Jepang untuk mengamankan pembebasan lebih dari 100 sandera yang masih ditawan oleh Hamas.
Kamikawa mengungkapkan kelegaannya atas reuni Noa dengan keluarganya dan menekankan komitmen Jepang terhadap upaya diplomatik untuk gencatan senjata dan penyelesaian situasi Gaza.