Kapal Perang Malaysia KD Pendekar Tenggelam di Tanjung Penyusop, Badan Investigasi Khusus Dikerahkan
Kapal Perang Malaysia KD Pendekar tenggelam di lepas pantai Johor, sekitar Tanjung Penyusop, Minggu (25/8/2024).
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal Perang Malaysia KD Pendekar tenggelam di lepas pantai Johor, sekitar Tanjung Penyusop, Minggu (25/8/2024).
Belum jelas penyebab pasti dari tenggelamnya kapal jenis patroli serang cepat tersebut, namun disebut KD Pendekar mengalami kebocoran parah setelah bertabrakan dengan objek di bawah air.
Angkatan Laut Kerajaan Malaysia dalam sebuah pernyataan, mengatakan, KD Pendekar mengalami "banjir parah" karena kebocoran yang pertama kali terdeteksi di ruang mesin sekitar tengah hari pada hari Minggu kemarin.
"Meskipun awak kapal telah berupaya sebaik mungkin untuk mengendalikan dan menstabilkan kapal, kapal itu tenggelam sepenuhnya pada pukul 3.54 sore," kata angkatan laut Malaysia, seperti dikutip South China Morning Post (SCMP).
"Upaya untuk menyelamatkan kapal masih berlangsung," kata angkatan laut, seraya menambahkan bahwa kapal itu tenggelam sekitar 2 mil laut (3,74 km) di tenggara Tanjung Penyusop."
Angkatan Laut mengonfirmasi bahwa seluruh 39 awak kapal berhasil diselamatkan sebelum kapal tenggelam, tanpa ada laporan cedera.
Para pelaut dipindahkan ke pangkalan angkatan laut KD Sultan Ismail di Tanjung Pengelih.
Sebuah badan investigasi khusus telah dibentuk untuk menentukan penyebab pasti kebocoran dahsyat tersebut. Tim pemantau lingkungan juga telah dikerahkan ke lokasi tersebut.
Mengakui beratnya situasi, Angkatan Laut mendesak masyarakat untuk menahan diri dari spekulasi, dan berjanji untuk memberikan informasi terkini yang akurat dari saluran resmi.
KD Pendekar, kapal serang cepat kelas Handalan yang mulai bertugas di armada pada 27 Juli 1979, adalah satu dari empat kapal di kelas tersebut yang dibangun oleh galangan kapal Kalskrona Varvet di Swedia.
Dengan panjang 43,6 meter, kapal tersebut dipersenjatai dengan meriam utama Bofors 57 mm, meriam sekunder 40 mm, dan rudal antikapal Exocet.
Saat kejadian, kapal tersebut sedang dalam tugas operasional.
Menurut media Straits Times, KD Pendekar merupakan Skuadron Kedua dari Fast Attack Craft, sebelum kemudian digabungkan ke dalam Skuadron Pertama dari Fast Attack Craft.
Saat ini, KD Pendekar di bawah komando Letnam Iza Emir Md Rahim.
Meski KD Pendekar sudah berumur 45 tahun, kapal ini masih sering dipakai untuk berbagai misi maritim, termasuk misi SAR.
Tahun lalu, KD Pendekar ditugaskan dalam penarian tiga kru MT Pablo yang hilang.
Kini, pihak AL Malaysia mengatakan, mereka akan segera membentuk badan investigasi khusus untuk mengidentifikasi sumber insiden tersebut.
AL Malaysia juga berterima kasih kepada lembaga-lembaga yang terlibat dalam memberikan bantuan dengan cepat, yaitu Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia (MMEA), Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM), dan masyarakat maritim di dekatnya.