Perundingan Kairo Gagal, Para Mediator Berupaya Capai Gencatan Senjata Kemanusiaan Sementara di Gaza
Para mediator berupaya untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan sementara di Gaza, setelah perundingan Kairo gagal.
Penulis: Muhammad Barir
Para Mediator Berupaya untuk Mencapai Gencatan Senjata Kemanusiaan Sementara di Gaza, Setelah Perundingan Kairo Gagal
TRIBUNNEWS.COM- Para mediator berupaya untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan sementara di Gaza, setelah perundingan Kairo gagal.
Delegasi Israel dan Hamas meninggalkan ibu kota Mesir, Kairo, pada Minggu sore, setelah pertemuan dengan mediator Mesir dan Qatar dalam putaran pembicaraan terakhir yang bertujuan untuk menyelesaikan gencatan senjata dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza, sumber media melaporkan.
Karena tidak adanya kesepakatan akhir, para mediator dilaporkan mengusulkan kesepakatan sebagian pada saat ini, dengan penyelesaian tahap-tahap yang tersisa di kemudian hari.
Kantor berita Reuters mengutip dua sumber keamanan Mesir yang mengatakan bahwa perundingan berakhir tanpa kesepakatan karena baik Hamas maupun Israel tidak menyetujui kompromi yang diusulkan oleh mediator.
Poin-poin penting yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan tersebut mencakup keberadaan Israel di Koridor Philadelphia, wilayah sempit sepanjang 14,5 km (9 mil) di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir atau janji gencatan senjata terakhir. Hamas dengan tegas menolak untuk menerima kedua isu tersebut.
Delegasi Israel dilaporkan telah mengusulkan untuk mengerahkan kembali pasukannya di dalam Jalur tersebut, sambil mempertahankan kehadiran permanen di 12 titik penempatan, sebagian besar di utara Jalur tersebut, di samping poros Netzarim.
Dengan gagalnya perundingan terakhir, dilaporkan bahwa para mediator telah mulai bekerja untuk gencatan senjata kemanusiaan yang berlangsung selama empat hari hingga seminggu untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan mengirimkan vaksin polio serta perlengkapan kebersihan. Gaza kini terancam dengan penyebaran banyak penyakit di antara para pengungsi dan kekhawatiran akan wabah epidemi.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR