Ribuan Warga Gaza Kehilangan Akses Medis di Rumah Sakit Al-Aqsa usai Perintah Evakuasi Israel
Salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza yaitu RS Al-Aqsa kosong dalam beberapa hari terakhir.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza yaitu RS Al-Aqsa kosong dalam beberapa hari terakhir.
Ini adalah imbas dari perintah evakuasi Israel pada hari Minggu (25/8/2024), malam.
Di mana Israel meminta para warga Palestina yang berada di Deir al-Balah untuk melarikan diri dari wilayah tersebut lantaran mereka akan melancarkan operasi darat.
Rumah sakit Al-Aqsa sendiri merupakan rumah sakit utama yang melayani di Gaza tengah.
Meski belum ada perintah evakuasi di rumah sakit tersebut, warga yang berlindung di RS Al-Aqsa khawatir jika Israel juga menargetkan rumah sakit tersebut.
Pasalnya, dalam 10 bulan ini, Israel telah menyerbu beberapa rumah sakit di Gaza.
Mereka menuduh pejuang Palestina, Hamas bersembunyi di rumah sakit di Gaza.
Namun tuduhan Israel selalu dibantah oleh Hamas.
Setelah perintah evakuasi tersebut, beberapa warga yang berlindung di rumah sakit tersebut melarikan diri pada hari Senin (26/8/2024).
Reporter AP mengatakan beberapa di antaranya terlihat mendorong pasien di atas tandu atau menggendong anak-anak yang sakit.
Sementara yang lain membawa tas berisi pakaian, kasur, dan selimut.
Salah satu warga yang berada di RS, Adliyeh Al-Najjar merasa sedih karena perintah evakuasi ini membuat dirinya kesulitan mencari perawatan medis.
Baca juga: Jihad Islam Palestina: AS Penghalang Utama Gencatan Senjata di Gaza
"Di mana kami akan mendapatkan obat-obatan?" kata Adliyeh Al-Najjar saat ia beristirahat di luar gerbang rumah sakit, dikutip dari Arab News.
"Ke mana pasien seperti saya akan pergi?" tambahnya.
Sementara warga lainnya, Fatimah Al-Attar menahan tangisnya saat meninggalkan kompleks rumah sakit.
Ia berjalan menuju tenda dan bertanya-tanya terkait perintah evakuasi Israel.
"Nasib kami adalah mati,” katanya.
“Tidak ada tempat bagi kami untuk pergi. Tidak ada tempat yang aman," tambahnya.
Sementara itu, ini bukanlah pertama kalinya Israel memerintahkan warga Palestina untuk melarikan diri dari wilayah di Gaza.
Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan yang dikenal sebagai OCHA mengatakan bahwa sejak Jumat militer Israel telah mengeluarkan tiga perintah evakuasi.
Perintah evakuasi ini untuk lebih dari 19 lingkungan di Gaza utara dan di Deir al Balah, yang memengaruhi lebih dari 8.000 orang yang tinggal di daerah-daerah ini.
"Perintah tersebut mencakup area termasuk atau dekat PBB dan pusat-pusat kemanusiaan lainnya, rumah sakit Al Aqsa, dua klinik, tiga sumur, satu reservoir air dan satu pabrik desalinasi," kata juru bicara OCHA, Jens Laerke.
Menurut Laerke, perintah ini membuat nyawa warga Gaza yang berada di rumah sakit terancam.
“Ini secara efektif menghancurkan seluruh pusat kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa,” kata Laerke.
Saat ini, rumah sakit Al-Aqsa telah merawat lebih dari 600 pasien.
Sekitar 100 pasien masih dirawat, termasuk tujuh di perawatan intensif dan delapan di bangsal anak-anak.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel tidak berhenti melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza.
Hingga saat ini, warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 40.476 orang.
Sementara korban luka akibat serangan Israel telah mencapai 93.647 warga Palestina.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait RS Al-Aqsa dan Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.