Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Krisis Kesehatan di Gaza, Kasus Polio Pertama dalam 25 Tahun Menyerang Bayi 10 Bulan

Seorang bayi 10 bulan tiba-tiba berhenti merangkak, setelah diperiksa oleh pihak kesehatan, ia terkonfirmasi mengidap penyakit polio.

Penulis: tribunsolo
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Krisis Kesehatan di Gaza, Kasus Polio Pertama dalam 25 Tahun Menyerang Bayi 10 Bulan
AFP/OMAR AL-QATTAA
Asap mengepul setelah serangan Israel terhadap sebuah sekolah, yang menampung warga Palestina yang mengungsi, di lingkungan Rimal, Kota Gaza bagian tengah pada tanggal 20 Agustus 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Gaza sedang menghadapi krisis kesehatan yang mendalam setelah terdeteksinya kasus polio pertama dalam 25 tahun terakhir yang menyerang seorang bayi laki-laki berusia 10 bulan, Abdel Rahman Abu El-Jedian, Rabu (28/8/2024).

Di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, bayi yang semula aktif merangkak itu mendadak mengalami kelumpuhan pada kaki kirinya.

Seperti yang diberitakan AP News, menurut pengakuan ibunya, Nevine Abu El-Jedian, anak laki-laki itu tergolong bayi yang energik.

"Keadaan tiba-tiba berubah. Dia berhenti merangkat, berhenti bergerak, dan berhenti duduk," ungkapnya sambil menahan tangis.

Petugas kesehatan di Gaza telah memperingatkan potensi wabah polio selama berbulan-bulan karena krisis kemanusiaan yang dipicu oleh serangan Israel.

Kasus polio ini adalah ketakutan terburuk oleh para petugas kesehatan.

Keluarga Abu El-Jedian yang beranggotakan 10 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Kota Beit Lahiya di Gaza utara, berpindah dari satu tempat pengungsian ke pengungsian lainnya hingga akhirnya menetap di sebuah tenda di Deir al-Balah.

BERITA TERKAIT

Sebelum perang, anak-anak Gaza sebagian besar telah mendapat vaksin polio.

Namun, Abdel-Rahman tidak terdata karena ia lahir sebelum 7 Oktober ketika perang Gaza pecah. Perang ini memaksa keluarganya untuk segera mengungsi.

"Anak saya tidak divaksinasi karena pengungsian yang terus berlanjut," ujar ibunya.

"Kami berlindung di tenda dalam kondisi kesehatan yang buruk, tidak ada obat-obatan, tidak ada kemampuan, tidak ada suplemen," tambahnya.

Baca juga: Perjuangkan Vaksin Polio untuk Anak-anak di Gaza, PBB Serukan Jeda Kemanusiaan

Ibu delapan anak ini terkejut saat mengetahui putranya terjangkit polio

Ia berharap anaknya kembali seperti saudara-saudaranya yang lain.

"Saya berharap dia kembali seperti saudara-saudaranya, bisa duduk dan bergerak," katanya

Serangan itu mengenai sebuah rumah sakit dan vaksinasi untuk bayi baru lahir hampir terhenti.

WHO mengatakan bahwa untuk setiap kasus kelumpuhan akibat polio, ada ratusan lainnya yang kemungkinan telah terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala.

"Kebanyakan orang yang terjangkit penyakit ini tidak mengalami gejala, dan mereka yang mengalaminya biasanya pulih dalam waktu seminggu atau lebih," bebernya.

Ia juga menambahkan bahwa kasus polio ini tidak ada obatnya.

"Namun, (kasus polio ini) tidak ada obatnya, dan jika polio menyebabkan kelumpuhan, biasanya bersifat permanen. Jika kelumpuhan mempengaruhi otot pernapasan, penyakit ini dapat berakibat fatal," tambahnya.

WHO mengatakan bahwa setidaknya ada dua anak lain yang mengalami kelumpuhan di wilayah itu, dan sampel tinja mereka telah dikirim ke laboratorium di Yordania.

Disisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengumumkan rencana untuk memulai kampanye vaksinasi guna menghentikan penyebaran dan melindungi keluarga-keluarga lain dari cobaan yang kini dihadapi oleh keluarga Abu El-Jedian.

PBB bermaksud untuk memvaksinasi sedikitnya 95 persen, lebih dari 650.000 anak mulai Sabtu depan.

Baca juga: Pertama Kali dalam 25 Tahun, Virus Polio Muncul di Gaza, PBB: Hamas-Israel Harus Gencatan Senjata

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin telah tiba di Gaza, dengan 400.000 dosis lagi akan tiba dalam beberapa minggu mendatang.

Juru bicara UNICEF, Ammar, mengatakan untuk memvaksinasi sebagian besar anak-anak di bawah 10 tahun di Gaza gencatan senjata diperlukan

"Tanpa gencatan senjata, hal itu tidak mungkin terjadi," kata Ammar.

"Hal ini disebabkan oleh perintah evakuasi yang terus berlanjut dan pemindahan anak-anak dan keluarga mereka yang terus berlanjut. Selain itu, hal itu juga dapat sangat berbahaya bagi tim untuk dapat menjangkau anak-anak."

Badan-badan kesehatan berupaya menghentikan pertempuran, yang dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan ribuan keluarga Palestina mengungsi berdasarkan perintah evakuasi Israel.

Banyak anak tinggal di wilayah-wilayah di Gaza yang sulit dijangkau akibat operasi militer Israel yang sedang berlangsung.

“Jika ini tidak dilaksanakan, maka akan berdampak buruk, tidak hanya bagi anak-anak di Gaza, tetapi juga bagi negara-negara tetangga dan di seluruh perbatasan wilayah tersebut,” kata Ammar.

(mg/Saifuddin Herlanda Abid)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas