Kunjungi Arab Saudi saat Tepi Barat Diserbu IDF, Mahmoud Abbas Pilih Kembali ke Tanah Air Lebih Awal
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berada di Arab Saudi saat Tepi Barat yang diduduki diserbu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Rabu (28/8/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas berada di Arab Saudi saat Tepi Barat yang diduduki, diserbu oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Rabu (28/8/2024).
Sebuah laporan mengungkapkan kalau Abbas pilih mempersingkat kunjungan ke Saudi karena situasi di Tepi Barat, dikutip dari Al Jazeera.
Laporan Wafa juga memuat berita yang sama.
"Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menghentikan kunjungannya ke Arab Saudi untuk kembali ke Tepi Barat yang diduduki setelah Israel melancarkan operasi militer di sana," kantor berita Palestina Wafa melaporkan.
“Abbas mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi dan kembali ke tanah airnya pada hari Rabu (28/8/2024) untuk menindaklanjuti perkembangan terbaru sehubungan dengan agresi Israel di Tepi Barat utara,” kata Wafa.
Itu adalah tindakan perang
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti mengatakan operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki bukan sekadar penyerbuan.
"Ini adalah tindakan perang," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Menurutnya, yang dilakukan Israel adalah melancarkan perang terhadap pendudukan, yang merupakan pelanggaran total terhadap hukum internasional, tentang bagaimana seharusnya kekuatan pendudukan bertindak.
Dalam pernyataannya, ia juga menekankan bahwa Tepi Barat telah diduduki Israel sejak 1967.
“Mereka menggunakan serangan udara, angkatan udara, tank, buldoser, dan apa yang mereka coba lakukan adalah memindahkan genosida dan pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Gaza ke Tepi Barat,” kata Barghouti.
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Terbesar di Tepi Barat sejak Intifada Kedua, 3 Kota Dibombardir
Besarnya kerusakan yang ditimbulkan pasukan Israel terhadap infrastruktur wilayah Palestina juga menunjukkan tujuan mereka untuk membuatnya tidak dapat dihuni oleh warganya, tambah Barghouti.
"Mereka menghancurkan jaringan pipa air, kabel listrik, rumah, sekolah – apa yang mereka inginkan?,"
"Mereka ingin menciptakan situasi di mana kami tidak dapat hidup di negara kami dan itulah yang menjadi rencana para pemukim,"
“Ini tentang Yudaisasi Tepi Barat, tentang pencaplokan Tepi Barat dan mematikan peluang apa pun bagi Palestina untuk bebas dan memiliki negara mereka sendiri,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.