Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Bantah WHO soal Klaim Gencatan Senjata 3 Hari untuk Vaksinasi Polio di 3 Wilayah Gaza

WHO mengklaim Israel setuju untuk gencatan senjata kemanusiaan selama 3 hari di 3 wilayah Gaza untuk vaksinasi polio. Kantor PM Netanyahu membantah.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Israel Bantah WHO soal Klaim Gencatan Senjata 3 Hari untuk Vaksinasi Polio di 3 Wilayah Gaza
Instagram @b.netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama para tentara Israel. --- Kantor Netanyahu membantah ada gencatan senjata selama 3 hari saat vaksinasi polio di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tentara Israel menyetujui gencatan senjata sementara selama tiga hari.

Gencatan senjata ini karena alasan kemanusiaan dan akan berlaku di tiga wilayah di Jalur Gaza.

"Gencatan senjata kemanusiaan di Gaza untuk vaksinasi polio kemungkinan akan berlangsung selama 8 jam sehari," kata pejabat itu, Kamis (29/8/2024).

Menurut pejabat itu, tentara Israel menyetujui gencatan senjata pada hari Rabu di setiap wilayah.

"Akan ada gencatan senjata kemanusiaan secara bertahap selama periode vaksinasi polio di Jalur Gaza," lanjutnya.

Rick Pepperkorn, perwakilan WHO di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengatakan, vaksinasi polio dijadwalkan akan dimulai minggu depan.

"Perjanjian tersebut mensyaratkan periode gencatan senjata antara pukul enam pagi hingga tiga sore waktu setempat," katanya, seperti diberitakan Reuters.

BERITA TERKAIT

"Kampanye akan dimulai di Gaza tengah dengan gencatan senjata sementara selama 3 hari, kemudian pindah ke Gaza selatan, di mana akan ada gencatan senjata lagi selama 3 hari, diikuti oleh Gaza utara," jelasnya.

Rick Peppercorn menjelaskan, ada kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan di masing-masing wilayah hingga hari keempat jika diperlukan.

Kementerian Kesehatan Palestina, bekerja sama dengan WHO, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan mitranya, akan memberikan dua dosis vaksinasi polio untuk lebih dari 640.000 anak di bawah usia 10 tahun di Jalur Gaza.

“Ada kesepakatan, dan kami berharap semua pihak menghormatinya. Jika tidak, pelaksanaan kampanye (vaksinasi) yang sebenarnya tidak mungkin dilakukan,” ujarnya.

Baca juga: Pertama Kali dalam 25 Tahun, Virus Polio Muncul di Gaza, PBB: Hamas-Israel Harus Gencatan Senjata

Sementara itu, Basem Naim, salah satu senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengatakan akan bekerja sama untuk melancarkan kampanye vaksinasi polio di Jalur Gaza.

"Kami siap bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mengamankan kampanye yang melayani dan melindungi lebih dari 650.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza," katanya.

Israel Membantah

Surat kabar Israel, Channel13 mengatakan pemerintah Israel menyetujui permintaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, untuk menerapkan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza untuk melaksanakan vaksinasi polio bagi penduduk Palestina.

Channel13 menambahkan bahwa permintaan tersebut tidak menyebutkan durasi atau tanggal dimulai gencatan senjata kemanusiaan selama vaksinasi polio.

"Keputusan itu diambil oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan lembaga keamanan, dan para menteri dan anggota dewan perang tidak diberitahu," kata Channel13, Kamis.

"Namun kantor Netanyahu membantah laporan bahwa ada pembicaraan gencatan senjata dan pembicaraan yang sebenarnya adalah tentang alokasi tempat di Jalur Gaza untuk menyelenggarakan vaksinasi polio," lanjutnya.

Seruan vaksinasi polio di Jalur Gaza muncul setelah Kementerian Kesehatan Palestina menemukan infeksi virus polio pertama yang dikonfirmasi pada seorang anak berusia 10 bulan di Jalur Gaza.

Pada 16 Agustus 2024, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan gencatan senjata kemanusiaan selama 7 hari untuk melaksanakan vaksinasi polio bagi 640.000 anak di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.534 jiwa dan 93.778 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (29/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas