Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata, Netanyahu Disalahkan usai Tewasnya Tawanan Israel di Gaza
Netanyahu dan kabinetnya disebut menolak membuat kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para tawanan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Profesor ilmu politik di Universitas Bar-Ilan Israel, Menachem Klein, menyebut banyak warga Israel sangat menginginkan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Menurutnya, warga Israel juga ingin pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membawa pulang tawanan yang tersisa yang ditahan oleh Hamas.
Pernyataan Menachem Klein ini setelah enam jasad tawanan Israel dilaporkan ditemukan di Gaza oleh militer Israel pada Sabtu (31/8/2024).
"Saya berasumsi kita akan melihat lebih banyak protes pagi ini menyusul berita yang sangat menyedihkan dari Gaza," kata Klein kepada Al Jazeera, Minggu (1/9/2024).
"Orang-orang sudah lelah, hampir putus asa menginginkan kesepakatan."
"Mereka meminta pemerintah untuk mendengarkan mereka," terang Klein.
Ia lantas menyalahkan Netanyahu dan kabinetnya karena menolak membuat kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para tawanan.
“Israel menolak untuk menerima kenyataan,” imbuhnya.
“Itulah masalahnya. Dan itu mengakibatkan hilangnya nyawa para sandera Israel," papar Klein.
Netanyahu Disebut Telantarkan Tawanan
Sementara itu, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menuduh Benjamin Netanyahu hanya berfokus pada isu-isu yang tidak penting.
Baca juga: Bentrokan Sengit Masih Berlanjut di Jenin, Tewaskan Komandan Batalion Israel
“Putra dan putri kita ditelantarkan dan mati di penangkaran," katanya, Minggu, masih dari Al Jazeera.
“Bukan Koridor Philadelphia maupun vaksin polio (di Gaza) yang menarik baginya."
"Hanya koalisi dan mempertahankan kemitraan dengan menteri sayap kanan Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir," tambahnya.
“Dalam prosesnya, dia menghancurkan keluarga dan bangsa Israel,” lanjut Yair Lapid.