Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mogok Kerja Massal Hari Senin Israel Lumpuh, Histadrut Rencanakan Mogok Berlanjut ke Hari Selasa

Israel mogok kerja, protes kepada Benjamin Netanyahu atas agar melakukan pertukaran tawanan di Gaza.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Mogok Kerja Massal Hari Senin Israel Lumpuh, Histadrut Rencanakan Mogok Berlanjut ke Hari Selasa
AFP/JACK GUEZ
Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditawan di Gaza. (Photo by JACK GUEZ / AFP) 

“Jika diputuskan untuk menutup pendidikan juga, kami akan memperbaruinya. Saya menyerukan kepada rekan-rekan wali kota untuk bergabung. Para korban penculikan harus segera dikembalikan. Asumsi yang menyatakan bahwa tekanan militer mengembalikan para korban penculikan hidup-hidup telah runtuh, dan tidak ada yang perlu ditambahkan.”

Rotem Yadlin, kepala Dewan Regional Gezer di Israel tengah, juga mengumumkan pemogokan pada hari Senin.

“Dewan Daerah Gezer akan mogok besok, tidak akan ada penerimaan publik dan puluhan karyawan akan mendatangi kantor pusat Forum Sandera untuk menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan keluarga,” cuitnya.

“Harga untuk tidak memulangkan mereka yang diculik terlalu tinggi bagi kita sebagai masyarakat. Ini adalah hilangnya nilai-nilai secara total. Ini bukan negara tempat kita tumbuh dan membesarkan anak-anak kita. Kita tidak punya hak untuk tidak mendidik tentang nilai-nilai dan tidak berdiri teguh untuk kehidupan manusia dan nilainya. Di saat-saat yang memalukan dan membingungkan tentang nilai-nilai, marilah kita setidaknya mendidik diri kita sendiri. Saya menyerukan kepada sesama wali kota dan dewan untuk ikut serta.”

Yair Golan, pemimpin Partai Demokrat, sebuah partai yang dibentuk pada bulan Juli melalui penggabungan Partai Buruh dan Meretz, menyerukan pemogokan.

"Ini bukan hanya hak kami yang dilindungi undang-undang—ini adalah kewajiban kami terhadap para korban penculikan dan keluarga mereka. Mogok sekarang!" cuitnya.

Dia memuji keputusan walikota Givatayim untuk mogok.

BERITA TERKAIT

"Sudah saatnya untuk bangkit. Inilah saatnya untuk protes yang efektif dan pemogokan umum seluruh pemerintah daerah. Semoga berhasil, Ran," tulis Golan.

Para sandera yang jasadnya ditemukan di terowongan bawah tanah di Rafah, Gaza selatan, Sabtu malam, diidentifikasi sebagai Hersh Goldberg-Polin, 23 tahun, Eden Yerushalmi, 24 tahun, Almog Sarusi, 25 tahun, Alexander Lobanov, 32 tahun, Carmel Gat, 40 tahun, dan Sersan Kepala Ori Danino, 25 tahun.

Kematian mereka mengurangi jumlah sandera yang masih berada di Gaza menjadi 101 orang, dan banyak di antaranya diyakini sudah meninggal. Sebanyak 251 orang diculik pejuang Hamas pada 7 Oktober.


Demo Besar di Israel Tuntut Gencatan Senjata, Netanyahu Utamakan Kepentingan Pribadi daripada Nyawa Sandera

Aksi protes besar-besaran terjadi di Israel untuk menuntut gencatan senjata setelah 6 sandera ditemukan tewas di Gaza.

Ribuan warga Israel yang marah dan berduka turun ke jalan pada Minggu malam setelah enam sandera yang ditawan Hamas ditemukan tewas di Gaza.

Mereka meneriakkan "Sekarang! Sekarang!" sambil menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai gencatan senjata dengan Hamas untuk membawa pulang para sandera yang tersisa.

Demonstrasi massal meletus setelah militer Israel mengumumkan mereka telah menemukan mayat-mayat di sebuah terowongan di bawah kota Rafah, Gaza, pada hari Sabtu.

Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan mengidentifikasi sandera lain yang berhasil diselamatkan sebagai warga negara Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin , Carmel Gat, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Sersan Mayor Ori Danino.

SUMBER: AL MAYADEEN, JNS, CBS NEWS

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas