Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Tak Terima Diprotes: Mogok Kerja Massal di Israel akan Untungkan Yahya Sinwar

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mogok kerja massal di Israel akan memberikan keuntungan bagi pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Netanyahu Tak Terima Diprotes: Mogok Kerja Massal di Israel akan Untungkan Yahya Sinwar
Kolase Tribunnews.com/AFP
Pimpinan Hamas, Yahya Sinwar dan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. --- Netanyahu sebut aksi mogok kerja massal di Israel hanya akan memberikan keuntungan pada pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. 

“Pemerintah harus memastikan bahwa mereka melakukan segalanya untuk mengembalikan para sandera secepat mungkin, bahkan dalam batas gencatan senjata terbatas, dan saya menyerukan semua perusahaan di Israel untuk mengambil tindakan untuk mewujudkan hal ini," ujarnya.

Pada Sabtu pekan lalu, militer Israel mengumumkan penemuan enam mayat sandera di dalam terowongan di Rafah, Jalur Gaza selatan.

Militer Israel mengungkap identitas enam mayat tersebut adalah Alex Lobanov, Eden Yerushalmi, Almog Sarusi, Sersan Kepala Ori Danino, Hersh Goldberg-Polin, dan Carmel Gat, seperti diberitakan BBC.

Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat di sekitar peti mati simbolis yang mewakili enam sandera Israel yang jasadnya ditemukan dari Jalur Gaza, selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan tawanan yang ditahan oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditahan di Gaza. (Photo by JACK GUEZ / AFP)
Ribuan pengunjuk rasa mengangkat bendera dan plakat di sekitar peti mati simbolis yang mewakili enam sandera Israel yang jasadnya ditemukan dari Jalur Gaza, selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan tawanan yang ditahan oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, di Tel Aviv pada 1 September 2024. - Keluarga sandera Israel telah menyerukan pemogokan umum nasional yang dimulai pada malam 1 September untuk memaksa pemerintah mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditahan di Gaza. (Photo by JACK GUEZ / AFP) (AFP/JACK GUEZ)

Pengadilan Perburuhan Israel Minta Masyarakat Hentikan Aksi Mogok Kerja

Pengadilan Perburuhan Israel di Tel Aviv hari ini memerintahkan penghentian pemogokan umum yang sebelumnya diserukan oleh serikat buruh Histadrut.

“Kami mengeluarkan perintah di tingkat nasional untuk mencegah pemogokan yang diumumkan, dan menetapkan bahwa pemogokan harus dihentikan hari ini pada pukul 14.30 waktu setempat," kata pengadilan tersebut dalam sebuah pernyataan, Senin.

Keputusan pengadilan tersebut diambil atas permintaan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, seperti diberitakan Aawsat.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.738 jiwa dan 94.154 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (2/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas