Netanyahu Tak Terima Diprotes: Mogok Kerja Massal di Israel akan Untungkan Yahya Sinwar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mogok kerja massal di Israel akan memberikan keuntungan bagi pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
“Pemerintah harus memastikan bahwa mereka melakukan segalanya untuk mengembalikan para sandera secepat mungkin, bahkan dalam batas gencatan senjata terbatas, dan saya menyerukan semua perusahaan di Israel untuk mengambil tindakan untuk mewujudkan hal ini," ujarnya.
Pada Sabtu pekan lalu, militer Israel mengumumkan penemuan enam mayat sandera di dalam terowongan di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Militer Israel mengungkap identitas enam mayat tersebut adalah Alex Lobanov, Eden Yerushalmi, Almog Sarusi, Sersan Kepala Ori Danino, Hersh Goldberg-Polin, dan Carmel Gat, seperti diberitakan BBC.
Pengadilan Perburuhan Israel Minta Masyarakat Hentikan Aksi Mogok Kerja
Pengadilan Perburuhan Israel di Tel Aviv hari ini memerintahkan penghentian pemogokan umum yang sebelumnya diserukan oleh serikat buruh Histadrut.
“Kami mengeluarkan perintah di tingkat nasional untuk mencegah pemogokan yang diumumkan, dan menetapkan bahwa pemogokan harus dihentikan hari ini pada pukul 14.30 waktu setempat," kata pengadilan tersebut dalam sebuah pernyataan, Senin.
Keputusan pengadilan tersebut diambil atas permintaan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, seperti diberitakan Aawsat.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.738 jiwa dan 94.154 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (2/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel