Pesawat Alaska Airlines Mati Mesin di Udara, Boeing Masih Bungkam
Alaska Airlines Penerbangan 1240 baru lepas landas pada pukul 12:24, terpaksa putar balik setelah mengalami mati mesin di udara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Insiden masih terus menghantui raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS), Boeing.
Terbaru, Boeing 737-700, yang dioperasikan Alaska Airlines mengalami insiden mati mesin saat terbang di udara pada Minggu (25/8/2024) sore, Business Insider melaporkan.
Penerbangan Alaska Airlines dari Seattle menuju Oakland, California terpaksa putar balik.
Menurut situs web pelacakan penerbangan FlightAware, Alaska Airlines Penerbangan 1240 baru lepas landas pada pukul 12:24 berdasarkan Pacific Daylight Time.
Sekitar satu jam lebih setelah terbang, pesawat tersebut kembali.
Dikutip dari pernyataan Alaska Airlines kepada FOX Business, dikatakan alasan Alaska Airlines putar balik gara-gara satu mesin di sisi kiri pesawat mati.
"Mesin kiri Beoing 737 itu mati sesaat setelah lepas landas," kata seorang juru bicara Alaska Airlines kepada Business Insider.+
"Awak pesawat harus mengikuti prosedur standar untuk situasi ini dan mendarat dengan selamat tanpa insiden, ujar juru bicara tersebut, dikutip Kamis (29/8/2024).
"Kami berupaya menjaga para penumpang kami dan mengakomodasi perjalanan mereka ke Oakland kemarin sore, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," katanya.
Seluruh penumpang selamat dan Administrasi Penebangan Federal (FAA) segera melaksanakan penyelidikan menyeluruh terkait insiden ini.
Meski berhasil kembali dengan selamat, suasana kabin sempat mencekam dengan adanya perintah putar balik tersebut.
Baca juga: Ban Pesawat Boeing 757 Delta Air Lines Meledak, 2 Tewas: Potongan Logam Terbang Seperti Rudal
Dabney Lawless, seorang penumpang dalam pesawat bersama putranya yang berusia 13 tahun, mengatakan insiden itu traumatis.
Putranya yang berusia 13 tahun melihat asap di luar pesawat, dan dia melihat orang-orang di dalam pesawat menghubungi orang-orang terkasihnya.
Di waktu menegangkan antara hidup dan mati itu, sang putri mengatakan dia mencintainya.
"Kerusakan mesin membuat penumpang mengirim pesan singkat kepada orang-orang yang mereka cintai karena takut," katanya kepada stasiun TV setempat, KIRO.
"Semuanya tidak baik-baik saja. Semua orang mengira kami akan jatuh," ujarnya.
"Rasanya seperti saat Anda menabrak sesuatu dengan mobil," paparnya.
"(Kami) sangat mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan, tetapi juga yakin dengan baik, semuanya akan baik-baik saja," katanya.
Data dari FAA menyebut bahwa pesawat itu menggunakan mesin pesawat buatan CFM International.
Dari segi umur, pesawat ini berusia 24 tahun saat insiden terjadi, Bloomberg melaporkan.
Boeing tidak segera menanggapi pertanyaan FOX Business.
Meskipun Boeing tidak bertanggung jawab atas mesin tersebut, insiden tersebut terjadi saat perusahaan tersebut menghadapi pengawasan ketat dari Alaska Airlines dan regulator AS.
Hal itu karena serangkaian masalah mekanis dan keselamatan lainnya.
Pada bulan Januari, Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airline terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah panel pintu terlepas di tengah penerbangan.
Insiden tersebut menyebabkan lubang menganga di pesawat tersebut ribuan kaki di udara.
The Washington Post melaporkan pada bulan April mengatakan bahwa pengatur penerbangan telah membuka penyelidikan terhadap sedikitnya enam insiden yang melibatkan pesawat Boeing
Media tersebut melaporkan bahwa Boeing telah mengalami kerusakan mesin, kehilangan roda, penutup mesin jatuh, dan menukik tajam di udara sejak awal tahun.
"Kami bekerja untuk menjaga para tamu kami dan mengakomodasi perjalanan mereka ke Oakland kemarin sore, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," demikian pernyataan Alaska Airlines.
FlightAware menunjukkan pesawat yang berbeda membawa penumpang ke Oakland pada malam harinya.
Alaska Airlines sedang dalam proses mencoba bergabung dengan Hawaiian Airlines.
Awal musim panas ini, Boeing ditegur oleh NTSB karena membagikan rincian tentang penyelidikan atas masalah ini dalam sebuah konferensi pers oleh Elizabeth Lund, wakil presiden senior kualitas untuk pesawat komersial Boeing.
Dia juga menjabat sebagai ketua Dewan Operasi Kualitas Perusahaan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)