Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Standar Ganda AS: Dakwa Yahya Sinwar, tapi Teriak Paling Kencang soal Gencatan Senjata di Gaza

Amerika Serikat lagi-lagi menerapkan standar ganda terhadap perang Israel dengan Hamas di Gaza. Kini, AS mendakwa Yahya Sinwar.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
zoom-in Standar Ganda AS: Dakwa Yahya Sinwar, tapi Teriak Paling Kencang soal Gencatan Senjata di Gaza
AFP/MOHAMMED ABED
Dalam gambar arsip tertanggal 14 Desember 2022 ini, pimpinan gerakan Hamas Islam Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. - Hamas menunjuk Sinwar pada 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru, seminggu setelah pendahulunya Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran yang telah meningkatkan ketegangan regional. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) kembali menerapkan standar ganda dengan mendakwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

AS mengumumkan tuntutan pidana pada Selasa (3/9/2024) terhadap Yahya Sinwar atas peran dalam merencanakan serangan pada 7 Oktober lalu.

Selain Yahya Sinwar, AS juga mendakwa enam petinggi Hamas lainnya, tiga di antaranya telah meninggal dunia.




Para terdakwa yang masih hidup, yakni Yahya Sinwar, Khaled Meshaal, dan Ali Baraka.

Sementara terdakwa yang sudah tewas, yaitu mantan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh; kepala sayap militer Mohammed Deif, yang menurut Israel tewas dalam serangan udara pada bulan Juli; dan Marwan Issa, wakil komandan militer yang menurut Israel tewas dalam serangan pada bulan Maret.

"Sebagaimana diuraikan dalam pengaduan kami, para terdakwa tersebut -- yang dipersenjatai dengan senjata, dukungan politik, dan pendanaan dari Pemerintah Iran, dan dukungan dari (Hizbullah) -- telah memimpin upaya Hamas untuk menghancurkan Negara Israel dan membunuh warga sipil untuk mendukung tujuan tersebut," kata Jaksa Agung AS, Merrick Garland dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Jaksa AS mengajukan tuntutan terhadap keenam pria tersebut pada bulan Februari, tetapi merahasiakan pengaduan tersebut dengan harapan dapat menangkap Haniyeh, menurut seorang pejabat Departemen Kehakiman.

BERITA TERKAIT

Departemen Kehakiman memutuskan untuk mempublikasikan tuduhan tersebut setelah kematian Haniyeh.

Timbulkan Pertanyaan soal Gencatan Senjata

Seorang peneliti terkemuka di Universitas Amerika, Beiru, Rami Khouri menyebut keputusan AS mendakwa para pemimpin Hamas merugikan perannya sebagai mediator gencatan senjata.

"Amerika Serikat telah mendukung Israel secara besar-besaran, antusias, dan penuh semangat dalam tindakannya saat ini di Gaza – dalam apa yang disebut PBB sebagai genosida yang masuk akal."

Baca juga: AS Mendakwa 6 Petinggi Hamas atas Serangan 7 Oktober, Termasuk Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar

"Dan telah lama menentang kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, dengan menyebut mereka sebagai kelompok teroris," katanya kepada Al Jazeera.

Langkah untuk mendakwa kelompok Palestina tersebut juga menunjukkan AS sangat ingin meminta pertanggungjawaban Hamas atas tindakannya.

Tetapi, kata Khouri, tidak memiliki keinginan yang sama untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya.

"Oleh karena itu, di mata sebagian besar dunia, Amerika Serikat bukanlah perantara yang jujur, tetapi terlibat dalam genosida Israel di Gaza," ucapnya.

AS Terus Kebut Kesepakatan Sandera

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas