Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dipasangi Alat Pacu Jantung, Netanyahu: Israel Terbentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania

Netanyahu menyinggung jargon pembebasan tanah Palestina dari pendudukan Israel yang digaungkan Hamas,"from river to the sea' berarti kehancuran Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dipasangi Alat Pacu Jantung, Netanyahu: Israel Terbentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania
X
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers pada Senin (2/9/2024), menunjukkan peta Israel tanpa Tepi Barat, yang telah diduduki Israel selama 57 tahun. 

"Kesepakatan pertama yang kami dapatkan adalah hasil dari invasi [darat] kami, tekanan militer yang kami berikan. [Hamas] memberi kami sandera. Setelah itu, mereka mengira tekanan internasional akan diarahkan kepada Israel, jadi kami tidak perlu membuat konsesi apa pun.”

“Namun setelah [invasi] Rafah, mereka mulai berubah,” katanya, yang tampaknya merujuk pada Hamas yang pada bulan Juli lalu menyetujui atas tuntutan utamanya untuk komitmen awal terhadap gencatan senjata permanen.

“Jika kami meninggalkan Rafah, jika kami meninggalkan Koridor Philadelphia, tidak akan ada tekanan apa pun. Kami tidak akan mendapatkan sandera,” klaim Netanyahu lebih lanjut.

Garis perbatasan antara Mesir dan Rafah, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Garis ini dikenal sebagai koridor Philadelphia, wilayah yang ngotot dikuasai Israel dan membuat marah negara-negara Arab.
Garis perbatasan antara Mesir dan Rafah, wilayah Palestina yang diduduki Israel. Garis ini dikenal sebagai koridor Philadelphia, wilayah yang ngotot dikuasai Israel dan membuat marah negara-negara Arab. (omanobserver)

Mesir Bantah Ada Terowongan Bertingkat

Klaim Netanyahu kalau Hamas mulai melemahkan sikapnya karena invasi darat IDF ke Rafah dinilai sebagai satu di antara pembenaran atas keberadaan pasukan IDF di sana.

Pada faktanya, Hamas tetap memberikan perlawanan sengit di Rafah dan tegas menuntut penarikan mundur Pasukan Israel sepenuhnya dari Koridor Philadelphia, sebuah jalur sepanjang 14 kilometer antara teritorial Mesir dan Rafah, Gaza Selatan, Palestina.

Pembenaran Netanyahu atas kontrol Koridor Philadelphia ini justru menimbulkan kemarahan negara tetangga mereka, Mesir.

Baca juga: Mesir Mencak-mencak, Bantah Netanyahu yang Bilang Koridor Philadelphia Jadi Jalur Senjata Hamas 

Presiden Mesir memperingatkan agar Israel tidak menggunakan perbatasan Rafah di selatan Gaza untuk memperketat blokade di Jalur Gaza yang terkepung, Anadolu Agency melaporkan.

BERITA REKOMENDASI

“Mesir juga menolak menggunakan penyeberangan Rafah sebagai alat untuk memperketat pengepungan terhadap rakyat Palestina di Gaza,” kata Abdel Fattah al-Sisi pada konferensi pers di Kairo bersama timpalannya dari Serbia, Aleksandar Vucic, Sabtu (13/7/2024).

Baca juga: Tentara Israel Bakal Duduki Koridor Philadelphia di Perbatasan Gaza-Mesir hingga Enam Bulan ke Depan

Dia menambahkan soal penegasan, “posisi Mesir didasarkan pada keniscayaan untuk mencapai gencatan senjata segera dan komprehensif dalam waktu secepatnya dan penolakan tegas Mesir terhadap segala bentuk pengungsian serta segala upaya untuk melikuidasi perjuangan Palestina,” kata pernyataan kepresidenan Mesir

Sisi juga menekankan perlunya menghentikan pasukan Israel yang menargetkan warga sipil dan serangan kekerasan yang dilakukan pemukim ilegal Israel di Tepi Barat.

Pada tanggal 7 Mei, tentara Israel menguasai penyeberangan Rafah selatan yang menghubungkan Gaza dan Mesir menyusul pengumuman Tel Aviv mengenai operasi militer di kota Rafah yang padat penduduknya, mengabaikan peringatan internasional mengenai dampaknya.

Situasi kemanusiaan di Gaza telah memburuk akibat pemblokiran bantuan dan penangguhan transfer pasien untuk perawatan medis ke luar negeri, ditambah dengan penutupan sebagian besar rumah sakit di wilayah tersebut.


Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 88.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas