Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Peringatkan Israel: Kapal Induk Kami Tak Bisa Terus-terusan Ada Buat Lindungi Kalian

Peringatan itu muncul saat militer AS bersiap menghadapi kegagalan negosiasi gencatan senjata Gaza antara Hamas dan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in AS Peringatkan Israel: Kapal Induk Kami Tak Bisa Terus-terusan Ada Buat Lindungi Kalian
Angkatan Laut AS Janae Chambers/Handout – Anadolu Agency
Pemandangan udara kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Gerald R. Ford dan USS Dwight D. Eisenhower bersama-sama di Mediterania timur pada tanggal 3 November 2023. 

AS Peringatkan Israel: Kapal Induk Kami Tak Bisa Terus-terusan Ada di Timur Tengah

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah memperingatkan sekutu dekatnya di Timur Tengah, Israel kalau pasukan angkatan laut AS tidak dapat dikerahkan tanpa batas waktu ke wilayah Asia Barat untuk melindungi Israel.

Laporan itu dilansir Channel 13, Jumat (6/9/2024) di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut akan meluasnya perang antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.

Baca juga: Fokus AS Bukan Lagi Indo-Pasifik, Kapal-Kapal Perang ke Timur Tengah untuk Show of Force ke Iran

Saluran berita Israel itu melaporkan, sebuah pesan telah dikirim ke Israel bahwa ketegangan dengan Hizbullah dan Iran perlu dikurangi pada tahap tertentu karena "kapal induk (AS) tidak akan bisa tinggal di wilayah itu selamanya."

Ketakutan akan perang regional skala penuh meningkat setelah Israel membunuh komandan utama Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli.

Hizbullah membalas pembunuhan itu sebagian dengan meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak skala besar terhadap target di Israel utara pada 25 Agustus.

Keesokan harinya, Departemen Pertahanan AS mengumumkan pengerahan dua kelompok penyerang kapal induk AS di Asia Barat telah diperpanjang.

Baca juga: Dari Jet F-15E hingga Kapal Serbu Amfibi, Daftar Bantuan Tempur AS untuk Bantu Israel Hadapi Iran Cs

Kapal induk Amerika Serikat, Eisenhower.
Kapal induk Amerika Serikat, Eisenhower. (U.S. Navy)
BERITA TERKAIT

Dalam pengumuman keputusan tersebut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menekankan komitmen teguh AS untuk mendukung Israel melawan ancaman dari Iran dan Hizbullah.

Kapal induk Theodore Roosevelt telah tiba di wilayah tersebut pada awal Juli, sementara kapal induk Abraham Lincoln tiba pada pertengahan Agustus.

Theodore Roosevelt menggantikan kapal induk Dwight D Eisenhower setelah pengerahannya ke wilayah tersebut diperpanjang berulang kali awal musim panas ini.

Iran belum membalas pembunuhan pejabat Hamas Haniyeh di Teheran di tengah negosiasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan.

Negosiasi terus terhenti karena upaya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memblokir kesepakatan gencatan senjata. Netanyahu terus bersikeras bahwa pasukan Israel mempertahankan pendudukan jangka panjang di koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir dan hak untuk melanjutkan perang setelah pertukaran tahanan.

Pada hari Jumat, Financial Times (FT) melaporkan bahwa militer AS tengah bersiap menghadapi kemungkinan gagalnya perundingan.

Jenderal CQ Brown, ketua Kepala Staf Gabungan AS, menyatakan bahwa "[Saya] berpikir tentang ... [jika] perundingan terhenti atau benar-benar berhenti, bagaimana hal itu memengaruhi ketegangan di kawasan tersebut dan hal-hal yang perlu kita lakukan untuk bersiap jika hal itu berubah."

Jenderal Brown mengatakan kalau  ia sedang mempertimbangkan bagaimana para aktor regional akan menanggapi kegagalan perundingan "dan apakah mereka akan meningkatkan jenis aktivitas apa pun, yang berpotensi mengarah pada salah perhitungan dan menyebabkan ... konflik meluas."

Tanpa adanya kesepakatan antara Israel dan Hamas, keluarga tentara dengan kewarganegaraan ganda Israel-AS yang ditahan oleh Hamas telah mendesak Gedung Putih untuk mempertimbangkan secara serius untuk membuat kesepakatan sepihak dengan gerakan perlawanan Palestina (tanpa melibatkan Israel) guna memperoleh pembebasan mereka.

Opsi tersebut saat ini sedang dibahas di antara para pejabat Gedung Putih, menurut lima orang yang mengetahui perundingan tersebut menurut laporan dari NBC News.

Pamer Kekuatan 

Demi memnuhi janjinya melindugi Israel dari serangan pembalasan Poros Perlawanan yang dipinpin Iran, AS diketahui sudah memamerkan kekuatan militernya ke kawasan Timur Tengah.

Situs web AS, Axios melaporkan kalau pemerintah AS telah menempatkan sekitar 18 kapal perang termasuk dua kapal induk di dan sekitar Timur Tengah.

Manuver AS ini, kata laporan tersebut, sebagai upaya menghalangi Iran dan proksinya melakukan serangan yang dapat berkembang menjadi perang habis-habisan dengan Israel.

AS memang sudah menyatakan akan mati-matian membela Israel jika Iran benar-benar menyerang sebagai pembalasan pemboman di Teheran yang menewaskan pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, 31 Juli 2024 lalu.

Baca juga: Penerbangan ke-500 Tiba, Israel Terima 50 Ribu Ton Senjata dari AS

Gambaran Besar

Dalam ulasan di Axios yang ditulis Colin Demarest tersebut, disebutkan kalau tahun ini merupakan tahun yang menegangkan bagi Angkatan Laut AS.

Beberapa kapal tempur yang beroperasi di Laut Merah dan Teluk Aden telah memerangi kelompok perlawanan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran selama berbulan-bulan.

"Kini, lebih banyak aset Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS didatangkan sebagai bagian dari aksi 'Show of Force' (unjuk kekuatan) terhadap Houthi maupun Iran," tulis ulasan tersebut dikutip, Kamis (29/8/2024).

Apa saja kekuatan perang yang dikerahkan AS ke kawasan Timur Tengah?

Selain dua kelompok penyerang kapal induk yang sekarang beroperasi di Timur Tengah, skuadron Angkatan Udara F-22 Raptor telah tiba di wilayah tersebut dan USS Georgia — kapal selam berpeluru kendali — mengintai di dekatnya.

"Secara sengaja mengungkapkan lokasi atau tujuan operasi kapal selam seperti USS Georgia bertenaga nuklir adalah langkah yang langka. Ini memang disengaja untuk unjuk kekuatan.

"Secara keseluruhan, "ada lebih dari 500 rudal Tomahawk yang siap menyerang Iran dan lebih dari 100 pesawat siap membela sekutu untuk merespons," kata Bryan Clark, direktur Pusat Konsep dan Teknologi Pertahanan Hudson Institute.

Amerika Serikat memerintahkan kapal induk USS Eisenhower kembali ke Laut Merah untuk kembali menghadapi militer Yaman setelah kapal induk tersebut sempat ditarik dari Laut Merah menuju Mediterania, April lalu.
Amerika Serikat memerintahkan kapal induk USS Eisenhower kembali ke Laut Merah untuk kembali menghadapi militer Yaman setelah kapal induk tersebut sempat ditarik dari Laut Merah menuju Mediterania, April lalu. (American Photo Archive)

Fokus AS Berubah

Semua kekuatan senjata yang terkonsentrasi di Timur Tengah yang lebih luas ini menggagalkan prioritas lama Departemen Pertahanan AS yaitu Indo-Pasifik.

"Peningkatan kekuatan akan memengaruhi kemampuan Angkatan Laut untuk mempertahankan kehadiran yang kuat atau kapasitas respons di Pasifik, karena banyak dari kapal-kapal ini akan berakhir dalam periode pemeliharaan tahun depan," kata Clark kepada Axios.

Juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder menepiskan kekhawatiran melemahnya kekuatan AS di Indo-Pasifik dengan mengatakan kalau Departemen Pertahanan AS "bisa berjalan dan mengunyah permen karet pada saat yang sama."

Hal yang menjadi sorotan utama adalah, manuver AS ini dilakukan setelah Hizbullah meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak yang menargetkan Israel pada hari Minggu kemarin.

Serangan ini diklaim Israel telah sebagian besar diredam melalui serangan pendahuluan, namun Hizbullah membantahnya dan mengatakan serangan mereka mengenai sasaran secara telak namun tidak diakui entitas pendudukan.

Selain dari Hizbullah, pembalasan lebih lanjut atas pembunuhan dan serangan Israel baru-baru ini juga digadang-gadang dari Iran dan kelompok Houthi Yaman.

Milisi Perlawanan Irak juga menyatakan ikut serta dalam serangan terkoordinasi apa yang disebut sebagai "Poros Perlawanan".

(oln/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas