Houthi Mau Bikin Kaget Israel dengan Teknologi Baru untuk Pertempuran Darat
Pemimpin Houthi mengatakan kelompoknya akan mengejutkan Israel dengan teknologi baru yang dapat digunakan untuk pertempuran darat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
“Seandainya ketabahan rakyat Palestina mendapat dukungan dan sokongan dari bangsanya (Arab), maka keadaan akan lebih maju, namun apa yang terjadi di Palestina adalah ujian penting bagi bangsa kita, dan mengungkap realitas seluruh rakyat, rezim, dan elitnya," katanya.
Dia percaya Israel adalah bangsa pengecut yang mengalami kegagalan, meski mereka mengklaim memiliki kekuatan militer.
"Realitas musuh Israel menunjukkan kegagalannya meskipun mereka memiliki kekuatan, dan bahwa ketabahan rakyat Palestina bisa mencapai kemajuan yang lebih besar dengan dukungan bangsa ini," lanjutnya, seperti diberitakan Yemen Now News.
Awal Mula Houthi Targetkan Kapal Terkait Israel
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya di Laut Merah sampai berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza, pencabutan pengepungan di Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.861 jiwa dan 94.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (4/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel