Sempat Diam, Barat Akhirnya Pertanyakan Jatuhnya Jet F-16 Ukraina, Dianggap Tergesa-gesa Latih Pilot
Pejabat AS dan Barat mempertanyakan kesiapan para penerbang jet tempur tersebut untuk bertarung melawan Rusia.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Sempat diam sejak jatuhnya pesawat F-16 buatan Amerika Serikat saat serangan besar-besaran Rusia pada 26 Agustus lalu, AS dan Barat akhirnya mulai mempertanyakan.
Majalah asal AS Wall Street Journal mengabarkan pejabat sekutu Ukraina mulai angkat bicara soal hancurnya pesawat yang dipiloti oleh Letkol Oleksey Mes.
Menurut media tersebut, pejabat AS dan Barat mempertanyakan kesiapan para penerbang jet tempur tersebut untuk bertarung melawan Rusia.
Baca juga: Zelensky Copot Komandan Angkatan Udara Ukraina Gara-gara Kecelakaan Mematikan F-16
Dalam proyek jet tempur F-16, Ukraina mengirimkan sejumlah personel pilihan untuk menjalani pelatihan penerbang F-16 di Denmark, AS, dan Rumania.
Kiev masih beberapa bulan lagi memiliki cukup orang untuk mengerahkan satu skuadron penuh.
Pelatihan difokuskan pada jenis misi yang ingin diberikan Ukraina kepada F-16, terutama intersepsi rudal jelajah Rusia.
"Tidak ada rencana untuk menyesuaikan program, tetapi kecelakaan itu menunjukkan apa yang terjadi ketika Anda mencoba untuk terburu-buru," kata seorang pejabat senior pertahanan Barat kepada surat kabar itu.
Disebutkan, pejabat tersebut mengulas bahwa pilot jet tempur biasanya terbang selama berbulan-bulan dengan unit mereka setelah menyelesaikan kursus, sebelum ditugaskan dengan misi tempur.
Akan tetapi Ukraina langsung terjun ke medan tempur, dengan pengalaman mengoperasikan pesawat paling lama satu tahun.
Meski mereka pilot berpengalaman, namun kalau baru mengawaki F-16 maka bisa melakukan kesalahan.
Baca juga: AS Turunkan Tim Ahli Selidiki Jatuhnya Jet Tempur F-16 Ukraina
"Pengalaman mereka dengan jet Soviet akan memberi mereka keunggulan atas pesawat pendatang baru," demikian WSJ.
Seperti diketahui bahwa AS mengirimkan beberapa pesawat (belakangan diketahui berjumlah enam unit) F-16 ke Kiev pada akhir Juli. Namun sebulan kemudian satu unit jet tempur sumbangan itu langsung rontok.
Bahkan sang pilot yang merupakan komandan angkatan udara berpengalaman ikut menjadi korban dari jatuhnya F-16 itu.
"Barat mempertanyakan tentang tergesa-gesanya pelatihan pilot dan pengerahan mereka ke medan tempur beberapa minggu setelah mereka tiba di Ukraina," demikian tulis WSJ dikutip Jumat (6/9/2024).