AS Bersiap Hadapi Gagalnya Perundingan, Eks-Bos Shin Bet: Israel Tak Penuhi Syarat Perang Panjang
Perundingan Hamas-Israel cenderung buntu, AS bersiap menghadapi dampaknya, perang besar di kawasan. Israel tak siap perang jangka panjang
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AS Bersiap Hadapi Gagalnya Perundingan, Eks-Bos Shin Bet: Israel Tak Penuhi Syarat Perang Jangka Panjang
TRIBUNNEWS.COM - Mantan direktur Badan Keamanan Israel, Shin Bet, Ami Ayalon mengatakan kalau Israel tidak memenuhi syarat untuk perang jangka panjang.
Dikutip dari Khaberni, Ayalon menyatakan perang di Gaza saat ini seharusnya sudah berakhir sejak lama.
Dia menekankan kalau nyawa para “sandera Israel” lebih penting dari apa pun.
Baca juga: Soal Target Perang Israel, Direktur Intelijen Inggris MI6: Hamas Itu Gagasan yang Tak Bisa Dibunuh
"Dan mereka (sandera Israel di tangan Hamas) harus dikembalikan meskipun ada harga yang menyakitkan yang akan kami bayar dalam kesepakatan tersebut,” katanya dilansir Khaberni, Sabtu (7/9/2024).
Mantan bos Shin Bet itu juga menekankan kalau pertempuran di Jalur Gaza harus dihentikan sekarang dengan cara kesepakatan dengan Hamas di tengah perundingan penghentian perang yang sedang berlangsung.
"Perang harus diakhiri, para tahanan harus dipulangkan, perang harus dihentikan, dan beban harus dialihkan ke utara dan Tepi Barat," katanya.
Dia juga menyoroti sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu beserta koalisi sayap politik ekstremis ultranasionalis yang cenderung menginginkan meneruskan perang dan mempersulit kesepakatan penghentian perang.
"Apa yang memotivasi Netanyahu saat ini adalah kelanjutan pemerintahannya dan pelestarian koalisi, bukan keamanan Israel," katanya.
Baca juga: Pakar Militer: Terowongan Hamas Medan Perang yang Berbeda dari Perang Tradisional Mana Pun di Bumi
AS Bersiap Hadapi Gagalnya Perundingan, Perang Besar di Kawasan
Terkait perkembangan negosiasi pertukaran sandera demi penghentian perang antara Hamas dan Israel, surat kabar Amerika Serikat (AS) "Financial Times" mengabarkan kalau militer AS sedang mempersiapkan kemungkinan gagalnya perundingan gencatan senjata tersebut.
"Persiapan militer AS itu mengingat kekhawatiran bahwa kegagalan tersebut dapat menyebabkan eskalasi konflik, perang ke tingkat regional yang lebih luas," tulis laporan tersebut.
Ketua Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal CQ Brown menyatakan keprihatinannya atas dampak gagalnya perundingan terhadap ketegangan regional.
Brown, yang sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pertemuan Kelompok Kontak Ukraina di Jerman, menjelaskan kalau ia sedang mempelajari bagaimana aktor-aktor regional akan merespons jika perundingan tersebut gagal.
Dia memperingatkan, kegagalan perundingan Hamas-Israel bisa menyebabkan peningkatan aktivitas militer dan perluasan wilayah perang.