Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buka Front Baru, Israel Diduga Ingin Ubah Tepi Barat Jadi 'Gaza Baru', Uni Eropa Mencak-Mencak

Uni Eropa menuding Israel ingin mengubah Tepi Barat menjadi "Jalur Gaza baru".

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Buka Front Baru, Israel Diduga Ingin Ubah Tepi Barat Jadi 'Gaza Baru', Uni Eropa Mencak-Mencak
AFP/ZAIN JAAFAR
Kendaraan militer Israel dikerahkan selama operasi pembongkaran rumah di desa Palestina Kafr Dan, sebelah barat Jenin di Tepi Barat yang diduduki, pada 3 September 2024. 

Sejak perang Gaza meletus, Israel telah membunuh setidaknya 662 warga Palestina di Tepi Barat. Ratusan orang, termasuk wanita dan anak-anak, ditahan oleh pasukan Israel.

Tepi Barat terancam dicaplok Israel

Menteri Keamanan Israel Bezalel Smotrich mengungkapkan rencananya untuk mencaplok Tepi Barat sepenuhnya.

Bulan Juli kemarin Smotrich mengaku ingin membuat Tepi Barat menjadi “bagian tak terpisahkan dari negara Israel”.




Di samping itu, dia mengklaim tujuan hidupnya adalah mencegah pendirian negara Palestina.

Smotrich sudah meminta Netanyahu agar secara formal menganeksasi Tepi Barat.

Para pakar memperingatkan bahwa pemerintah Israel sudah mengambil langkah besar demi aneksasi itu.

Israel sudah mengalihkan kekuasaan dari Administrasi Sipil, otoritas militer di Tepi Barat, kepada para pejabat sipil yang merupakan bawahan Smotrich.

Baca juga: IDF Cari Alasan, Sebut Pasukan Israel Kemungkinan Tidak Sengaja Membunuh Aktivis AS di Tepi Barat

BERITA TERKAIT

Langkah itu memberi Smotrich kekuasaan atas segala aspek kehidupan warga sipil di Tepi Barat, mulai dari pembuatan aturan pertanian, kehutanan, hingga lainnya.

Dengan langkah itu, Smotrich membuka jalan untuk pembangunan pemukiman baru dan pencaplokan tanah Palestina.

“Sistem politik Israel yang membiayai dan membangun pemukimn ilegal kini sedanga menghitung monster yang dibuatnya, mewujud dalam meningkatnya peruntungan sayap kanan fasisnya,” kata Abdaljawad, dosen filsafat dan kajian budaya di Universitas Birzeit, dikutip dari Anadolu Agency.

“Sayap kanan itu tak anya ingin mengambil sebagian besar tanah di Tepi Barat dalam jangka panjang dan mencaploknya, tetapi juga membersihkan Tepi Bara dari warga Palestina.”

Sementara itu, Muhammad Ayyash, analis kebijakan di lembaga Al-Shabaka, mengatakan semua tindakan Israel bertujuan untuk membuat warga Palestina tak bisa hidup di Tepi Barat sehingga mulai meninggalkannya.

“Akan ada lebih banyak pembatasan terhadap warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dalam hal pergerakan mereka, akses terhadap tanah mereka, dan kemampuan untuk membangun rumah baru, dan secara umum adalah kemampuan mereka untuk hidup secara pantas, merdeka, dan terhormat,” ujar Ayyash.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas