Ayah Aktivis Turki-Amerika yang Terbunuh Tuntut Keadilan dari AS
Ayah dari aktivis wanita berdarah Turki-Amerika Serikat (AS) Aysenur Ezgi Eygi yang terbunuh di Tepi Barat, Palestina menuntut keadilan dari Amerika.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ayah dari aktivis wanita berdarah Turki-Amerika Serikat (AS), Aysenur Ezgi Eygi yang terbunuh di Tepi Barat, Palestina menuntut keadilan dari Amerika.
Mehmet Suat Eygi mengatakan ia gembira mendengar otoritas Turki telah membuka penyelidikan atas kematian putrinya yang berusia 26 tahun.
Putrinya dibunuh saat melakukan protes di Tepi Barat yang diduduki minggu lalu.
Pria itu mengaku “berharap pemerintah Amerika melakukan hal yang sama”.
Berbicara kepada The Associated Press, Mehmet menggambarkan pembunuhan Aysenur oleh militer Israel sebagai “pembunuhan sewenang-wenang”.
Ia mengatakan putrinya telah tinggal di AS hampir sepanjang hidupnya, dan keluarganya pindah ke sana dari Turki saat putrinya berusia 10 bulan.
Sehingga, ia memohon agar pihak berwenang AS bersedia untuk melakukan penyelidikan atas tewasnya Aysenur Ezgi Eygi.
“Dia belajar di sekolah-sekolah di sana, dia tumbuh dengan kebebasan di sana,"
"Dia adalah warga negara itu,”
“Saya berharap pemerintah Amerika akan menunjukkan kepekaan yang sama (seperti otoritas Turki)," katanya.
Turki ajukan surat perintah penangkapan internasional atas pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi
Baca juga: Pembunuhan Aktivis Amerika dan Turki, Sebuah Laporan yang Membantah Narasi Israel
Sebelumnya, otoritas Turki akan mengajukan surat perintah penangkapan internasional bagi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Aysenur.
Al Jazeera melaporkan, Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc mengatakan negaranya memiliki bukti terkait pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh militer Israel di Tepi Barat yang diduduki minggu lalu.
Maka dari itu, Ankara bakal mengajukan surat perintah penangkapan internasional bagi mereka yang bertanggung jawab.
Awalnya, Turki telah mengumumkan akan melakukan penyelidikan sendiri atas pembunuhan Eygi dan akan membawa kasus tersebut ke PBB dan mendesak badan tersebut untuk meluncurkan penyelidikan independen.
Tunc mengatakan kantor kejaksaan agung Ankara sedang menyelidiki “mereka yang bertanggung jawab atas kesyahidan dan pembunuhan saudari kami, Aysenur Ezgi Eygi”.
Erdogan mengecam Israel
Dikutip dari CNN, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Israel pada hari Sabtu (7/9/2024) karena telah membunuh seorang aktivis Turki-Amerika Serikat (AS) Aysenur Ezgi Eygi dengan 'kejam'.
"Kemarin, mereka (Israel) telah membunuh anak kecil kami dengan kejam, Aysenur Ezgi Eygi,"
"Hingga saat ini, mereka telah membunuh lebih dari 40.000 warga sipil tak berdosa, termasuk 17.000 anak-anak," kata Erdogan, dilansir Anadolu.
"Mereka menyerang secara biadab dan menumpahkan darah tanpa pandang bulu, baik itu anak-anak, wanita, remaja, maupun orang tua," tambahnya.
Laporan otopsi Eygi mengonfirmasi bahwa dia terbunuh oleh peluru penembak jitu Israel di kepala, menurut keterangan gubernur Nablus Ghassan Daghlas pada hari Sabtu (7/9/2024).
Erdogan menyatakan menentang terorisme negara Israel adalah tugas Islam, dan juga masalah nasional.
Presiden Turki itu juga menekankan bahwa situasi di Gaza bukan sekadar konflik antara Israel dan Palestina, tetapi pertikaian antara Zionisme ekspansionis dan umat Islam yang mempertahankan tanah air mereka.
Ia menunjukkan bahwa baik di Turki maupun di beberapa negara Islam, ada kesalahpahaman bahwa masalah ini jauh dari mereka, yang menurutnya merupakan kesalahan serius.
Erdogan memperingatkan bahwa Israel tidak akan berhenti di Gaza, dan jika terus melanjutkan tindakannya saat ini, Israel akan terus menduduki Ramallah dan kemudian mengarahkan pandangannya ke wilayah lain.
"Lebanon dan Suriah akan menjadi yang berikutnya. Mereka akan menginginkan wilayah tanah air kita di antara Tigris dan Efrat," tuturnya.
Dia menambahkan bahwa Hamas berjuang bukan hanya untuk Gaza tetapi untuk semua tanah Islam, termasuk Turki. Erdogan juga menekankan bahwa inisiatif diplomatik baru Turki dengan Mesir bertujuan untuk membawa manfaat bagi Gaza dan Palestina.
"Semua negara Islam harus mengambil sikap bersatu terhadap ketidakpastian tingkat pendudukan Israel," kata Erdogan.
Israel tak membantah membunuh aktivis Turki-Amerika
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak membantah kalau tentaranya membunuh wanita berdarah Turki-Amerika di Tepi Barat ketika berdemonstrasi pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (10/9/2024), tentara Israel mengatakan telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Penyelidikan menemukan bahwa sangat mungkin dia terkena tembakan secara tidak langsung dan tidak sengaja oleh (militer Israel) yang tidak ditujukan kepadanya, tetapi ditujukan kepada provokator utama kerusuhan,” kata militer.
Mereka mengatakan kematian Aysenur Ezgi Eygi (26) tidak disengaja, dikutip dari Al Jazeera.
“Insiden tersebut terjadi selama kerusuhan berdarah di mana puluhan tersangka Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan keamanan di Persimpangan Beita," papar Israel.
IDF juga menyatakan penyesalan yang mendalam atas kematian aktivis perempuan itu.
"Militer Israel menyampaikan penyesalan terdalamnya atas kematian Aysenur Ezgi Eygi," tambahnya.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa saat ini militer telah mengajukan permintaan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Aysenur Ezgi Eygi.
Jumat lalu (6/9/2024), pejabat Turki dan Palestina mengatakan tentara Israel menembak Aysenur Ezgi Eygi, yang ikut demo menentang perluasan permukiman selama pawai protes rutin oleh aktivis di Beita, sebuah desa dekat Nablus.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia sebelumnya mengatakan pasukan Israel membunuh Eygi dengan “tembakan di kepala”.
Baca juga: Israel Tak Membantah Tentaranya Bunuh Wanita Amerika-Turki di Tepi Barat
Siapa Aysenur Ezgi Eygi?
Aysenur Ezgi Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), organisasi pro-Palestina.
Pada hari Sabtu (7/9/2024) kemarin, organisasi tersebut menolak klaim bahwa aktivisnya melemparkan batu ke pasukan Israel sebagai "salah" dan mengatakan demonstrasi itu damai.
Pembunuhan Eygi terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat, terlebih sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada bulan Oktober.
Otoritas Palestina menggelar prosesi pemakaman untuk Eygi di kota Nablus, Tepi Barat, pada hari Senin (9/9/2024).
Otoritas Turki juga mengatakan bahwa mereka sedang berupaya memulangkan jenazahnya ke Turki untuk dimakamkan di kota pesisir Aegea, Didim, sesuai dengan keinginan keluarganya.
Reaksi Amerika
Dikutip dari France24, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengonfirmasi kematian Aysenur Ezgi Eygi, seorang wanita berusia 26 tahun kelahiran Turki.
Akan tetapi, pernyataan Deplu AS tidak menguraikan apakah benar wanita itu ditembak oleh pasukan Israel.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "sangat terganggu oleh pembunuhan seorang warga negara AS, dan meminta Israel untuk menyelidiki apa yang terjadi".
Pada hari Selasa (10/9/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pembunuhan Eygi “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan”.
"Tidak seorang pun boleh ditembak saat menghadiri protes. Menurut penilaian kami, pasukan keamanan Israel perlu membuat beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat," katanya.
“Kami memiliki warga negara Amerika kedua yang terbunuh di tangan pasukan keamanan Israel. Itu tidak dapat diterima. Itu harus diubah.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)