Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trump Nyaris Ditembak Lagi, Elon Musk Penasaran: Kenapa Tak Ada yang Coba Bunuh Biden dan Harris?

Elon Musk bertanya-tanya mengapa tak ada yang mencoba membunuh Joe Biden dan Kamala Harris.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Trump Nyaris Ditembak Lagi, Elon Musk Penasaran: Kenapa Tak Ada yang Coba Bunuh Biden dan Harris?
The Spectators
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX. Musk bertanya-tanya mengapa tidak ada percobaan pembunuhan terhadap Joe Biden dan Kamala Harris. 

TRIBUNNEWS.COM – Taipan Amerika Serikat (AS), Elon Musk, kembali membuat kontroversi di akun media sosial X miliknya.

Melalui sebuah cuitan, Musk bertanya-tanya mengapa tidak ada yang mencoba membunuh Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Pertanyaan itu dilontarkan Musk setelah calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, kembali menghadapi upaya pembunuhan terhadap dirinya.

Cuitan CEO Tesla dan SpaceX itu memicu kemarahan besar rakyat AS. Cuitan tersebut dihapus beberapa jam kemudian.

Dikutip dari Walla, cuitan Musk itu adalah balasan atas cuitan akun X bernama DogeDesigner.

DogeDesigner bertanya, “Mengapa mereka ingin membunuh Donald Trump?”.

Musk kemudian membalas, ”Dan bahkan tidak ada yang berupaya membunuh Biden/Kamala.” Balasan Musk disertai dengan emoji yang memperlihatkan emoji wajah seseorang yang sedang berpikir.

Berita Rekomendasi

Tak butuh waktu lama, muncul banyak reaksi gusar atas cuitan Musk. Banyak warganet yang mengecam Musk.

“Tak ada yang seharusnya membunuh seseorang,” kata salah satu pengguna X.

“Unggahan ini sangat sangat menghasut,” kata yang lainnya.

Donald Trump (Kiri) dan Elon Musk (Kanan)
Donald Trump (Kiri) dan Elon Musk (Kanan) (Kolase Tribunnews/X/Twitter)

Cuitan Musk kembali memunculkan pertanyaan mengenai batas kebebasan berpendapat di media sosial dan tanggung jawab dari para tokoh masyarakat.

Baca juga: Percobaan Pembunuhan Donald Trump Terjadi Lagi, Kali Ini Pelakunya Pendukung Ukraina

Menurut banyak warganet, cuitan salah satu orang terkaya di dunia itu sudah melewati batas.


Beberapa waktu lalu Musk sudah menyatakan mendukung Trump dalam Pilpres AS 2024.

Trump nyaris ditembak lagi

Dua bulan setelah ditembak di Butler, Pennsylvania, Trump kembali nyaris ditembak di lapangan golf di West Palm Beach, Florida, pada hari Minggu, (15/9/2024).

Media AS menyebut tersangka kasus percobaan pembunuhan Trump adalah Ryan Wesley Routh (58) yang berasal dari Hawaii. Dia sudah ditangkap.

Routh pertama kali dilihat oleh personel Secret Service AS yang menyisir tempat itu sebelum Trump bermain golf.

Kemudian, senapan api terlihat di antara semak-semak. Trump dilaporkan hanya berjarak sekitar 300 hingga 500 yard dari Routh.

Kepala polisi bernama Ric Bradshaw menyebut personel Secret Service segera “melawan” Routh yang memegang senapan. Routh mencoba kabur.

“Secret Service sudah melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan,” kata Bradshaw dikutip dari BBC.

Secret Service melepaskan tembakan ketika melihat Routh. Dilaporkan ada empat atau lima peluru yang ditembakkan.

Routh menjatuhnya senapannya dan berupaya kabur dengan mobil. Dia meninggalkan senapan, alat bidik, dan kamera GoPro.

Seorang saksi mata mengatakan Routh berlari dari semak-semak ke sebuah mobil Nissan berwarna hitam.

Saksi itu memfoto mobil tersebut dan menyerahkannya kepada aparat penegak hukum.

Baca juga: Sosok Ryan Wesley Routh, Pelaku Penembakan Donald Trump di Lapangan Golf

Routh ditangkap oleh polisi yang sedang berada di jalan raya. Saat itu Routh berada sekitar 61 km dari lapangan golf Trump.

Sosok Routh

Putra Routh, Oran, mengatakan ayahnya adalah seorang yang “penyayang dan perhatian”.

Pada akun media sosialnya, Routh meminta para tentara asing untuk pergi ke Ukraina untuk bertempur melawan pasukan Rusia.

Ada pula pesan pro-Palestina, pro-Taiwan, dan anti-Tiongkok pada akun media sosialnya.

Salah satunya berisi dugaan tentang “perang biologis” Tiongkok dan penyebutan bahwa virus penyebab Covid-19 adalah suatu “serangan”.

Ryan Wesley Routh, tersangka percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump
Ryan Wesley Routh, tersangka percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump (Newsweek)

Pada tahun 2023 Routh pernah berkata kepada New York Times bahwa dia pernah pergi ke Ukraina segera setelah Rusia menginvasi Ukraina. Routh tampak terlihat dalam rekrutmen tentara untuk bertempur di Ukraina.

“Para prajurit, tolong jangan panggil saya. Kita masih berusaha meminta Ukraina menerima tentara Afganistan dan berharap mendapat beberapa jawaban dalam beberapa bulan mendatang. Tolong bersabar,” kata dia di Facebook pada bulan Juli.

Routh memiliki sejumlah catatan kejahatan. Dia pernah didakwa melakukan beberapa pelanggaran.

Pelanggaran itu termasuk membawa senjata yang dirahasiakan, menolak ditangkap polisi, berkendara dengan SIM mati, memiliki benda curian, dan terlibat dalam tabrak lari dengan kendaraan bermotor.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas