Nama 710 Bayi Palestina Baru Lahir yang Dibunuh Pasukan Israel di Gaza Dipublikasikan
Nama-nama 710 bayi baru lahir Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel selama perang yang sedang berlangsung di Gaza dirilis oleh Kemenkes Palestina
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Nama-nama 710 bayi baru lahir Palestina yang dibunuh oleh Pasukan Israel selama perang yang sedang berlangsung di Gaza, dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Senin (16/9/2024).
Dikutip dari Middle East Eye, mereka termasuk di antara lebih dari 16.700 anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, menurut kantor media pemerintah yang berpusat di Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat total 41.226 kematian warga Palestina akibat serangan Israel sejak perang dimulai.
Sebelumnya Kemenkes telah menerbitkan nama hampir setengah dari mereka.
Kementerian juga mengaku sedang menyelesaikan pengumpulan data pribadi untuk sisanya sebelum merilis nama mereka.
Daftar yang diterbitkan kemarin memuat nama 34.344 orang yang terbunuh, tercatat hingga 31 Agustus 2024.
Sementara itu, proses pengumpulan data untuk hampir 7.000 orang lainnya terus berlanjut.
Di antara mereka terdapat 11.355 anak-anak, 6.297 wanita, 2.955 lansia, dan 13.737 pria, Anadolu Ajansı melaporkan.
Sebanyak 710 orang berusia nol pada daftar, berarti mereka berusia di bawah satu tahun saat terbunuh.
Mayoritas dari mereka lahir dan terbunuh selama perang.
Bulan lalu, bayi kembar yang baru lahir tewas dalam serangan udara Israel saat ayah mereka sedang dalam perjalanan untuk mendaftarkan kelahiran mereka di rumah sakit.
Baca juga: Singgung Gaza, Presiden Iran: Jika Kita Tak Miliki Rudal, Israel Akan Mengebom Kapan pun Mereka Mau
Si kembar, laki-laki dan perempuan, baru berusia tiga hari saat mereka tertabrak.
Mereka terbunuh bersama ibu dan nenek mereka dalam serangan itu.
Muhammad Abu al-Qumsan, ayah mereka, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia baru saja meninggalkan Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, ketika dia menerima telepon yang menyuruhnya kembali ke rumah sakit.