Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siap Perang Melawan NATO, Prajurit Rusia Berjumlah 1,5 Juta Pada Musim Dingin

Di tengah sulitnya Ukraina menambah tentara melalui program mobilisasi, Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan jumlah pasukan mereka.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Siap Perang Melawan NATO, Prajurit Rusia Berjumlah 1,5 Juta Pada Musim Dingin
Sputnik
Pasukan Rusia 

TRIBUNNEWS.COM -- Di tengah sulitnya Ukraina menambah tentara melalui program mobilisasi, Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan jumlah pasukan mereka.

Presiden Putin pada Senin (16/9/2024) meneken dekrit penambahan jumlah prajuritnya sebanyak 180.000 personel.

Dengan bertambahnya pasukan tersebut, maka total pasukan aktif Rusia bakal mencapai 1,5 juta personel pada musim dingin mendatang (Desember 2024).

Baca juga: Rudal Fath-360 Didatangkan dari Iran Sebagai Pengganti S-300 Rusia yang Mulai Menipis

The Moscow Times mengabarkan, dekrit tersebut akan berlaku pada 1 Desember 2024 yang menetapkan personel angkatan darat Rusia menjadi 2.389.139, termasuk 1,5 juta prajurit.

Dekrit ini juga menandai perluasan militer ketiga sejak Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada bulan Februari 2022.

Peningkatan pasukan sebelumnya mencakup 137.000 pada bulan Agustus 2022 dan 170.000 lainnya pada bulan Desember lalu.

Penambahan prajurit tersebut dilakukan setelah NATO banyak campur tangan dengan terus memasok senjata-senjata ke Kiev.

BERITA REKOMENDASI

Sementara Ukraina juga terus meminta kepada Amerika Serikat agar rudal jarak jauh bantuan mereka bisa ditembakkan jauh ke wilayah Rusia.

Jika AS mengizinkan, maka Putin menganggap bahwa AS telah turut campur secara langsung dalam peperangan Rusia-Ukraina. Hal itu juga dianggap sebagai perang NATO melawan Rusia.

Baca juga: Ukraina Sebut Amunisi dan Senjata dari Korea Utara Lebih Banyak Digunakan Rusia di Medan Perang

Pemimpin Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa dukungan militer Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan konfrontasi nuklir.

Sebelumnya, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa perdamaian tidak mungkin bisa terjadi jika Ukraina tak bergabung dengan NATO.

"Perdamaian hanya terjadi jika Ukraina bergabung dengan NATO," kata Stoltenberg.


Sayangnya para anggota NATO tidak memiliki konsensus untuk mengundang Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas