Hubungan China-Jepang Memanas Buntut Bocah 10 Tahun Ditusuk Hingga Tewas di Shenzhen
Seorang siswa warga negara Jepang berusia 10 tahun yang bersekolah di kota Shenzhen, China Selatan meninggal pada Kamis(19/9/2024) dini hari.
Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
Banyak calon presiden dari Partai Demokrat Liberal meminta pemerintah untuk mendorong China agar memberikan tanggapan.
“Kita harus terus menuntut tanggapan yang tegas dan tulus dari pemerintah China,” kata mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba pada hari Kamis, menurut laporan Jiji Press.
Mantan Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato menulis di X bahwa pemerintah Jepang harus menuntut agar pihak berwenang China menyelidiki secara menyeluruh insiden tersebut dan menerapkan langkah-langkah nyata untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Sementara itu, mantan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi mengatakan di akun resmi X-nya bahwa dia kehilangan kata-kata ketika memikirkan kesedihan keluarga tersebut dan bahwa serangkaian insiden yang melibatkan sekolah-sekolah Jepang di China menjadi perhatian utama.
Serangan pada hari Rabu tersebut terjadi bertepatan dengan peringatan 93 tahun Insiden Mukden yang menyebabkan invasi Jepang ke Manchuria. Sentimen anti-Jepang belakangan memang sering meningkat di China.
Sebagai kota terpadat ketiga di China berdasarkan jumlah penduduk perkotaan dan zona ekonomi khusus pertama di China, kota Shenzhen, bersama dengan provinsi Guangdong lainnya, menampung 11.901 warga negara Jepang dan 1.605 perusahaan Jepang masing-masing pada tahun 2022 dan 2021, menurut data Konsulat Jenderal Jepang di Guangzhou.
Baca juga: Walkie Talkie-nya Dipakai Israel untuk Ledakan Lebanon, ICOM dan Pemerintah Jepang Gelar Investigasi
Peristiwa yang terjadi baru-baru ini, ditambah dengan memburuknya hubungan antara kedua negara, telah mengejutkan bisnis Jepang yang beroperasi di China dan mengurangi keinginan untuk berinvestasi di masa depan di negara tersebut.(Japan Times)