Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Inilah Perusahaan Misterius di Hungaria, yang Disebut Pemasok Pager Hizbullah

Perusahaan Taiwan Gold Apollo membantah memproduksi pager yang meledak di Lebanon, dan menyebut perusahaan BAC Consulting di Budapest,…

zoom-in Inilah Perusahaan Misterius di Hungaria, yang Disebut Pemasok Pager Hizbullah
Deutsche Welle
Inilah Perusahaan Misterius di Hungaria, yang Disebut Pemasok Pager Hizbullah 

Perusahaan Hungaria BAC Consulting dikaitkan dengan ribuan pager yang meledak di Lebanon pada hari Selasa (17/9) dan menewaskan sedikitnya 12 orang dan menyebabkan hampir 3.000 orang cedera. Pager itu merupakan alat komunikasi utama milisi Hizbullah.

Nama perusahaan yang berbasis di Budapest pertama kali muncul dalam pernyataan pabrikan Taiwan, Gold Apollo, yang labelnya muncul di perangkat pager-pager itu. Tetapi Gold Apollo mengatakan pihaknya tidak memproduksi pager itu lagi, dan perangkat tersebut dibuat oleh mitranya di Hungaria, BAC Consulting.

"Produk itu bukan milik kami. Hanya saja ada merek kami di dalamnya," kata pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, kepada wartawan di kantor perusahaan di kota New Taipei, Taiwan utara, hari Rabu (18/9).

"Kami mungkin bukan perusahaan besar, tapi kami adalah perusahaan yang bertanggung jawab,” ujarnya. "Ini sangat memalukan.”

Gold Apollo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa model pager AR-924 sekarang diproduksi dan dijual oleh BAC, yang dikatakan berhak menggunakan merek dagangnya untuk penjualan produk di wilayah tertentu. "Desain dan pembuatan produk sepenuhnya ditangani oleh BAC,” kata pernyataan itu.

Hsu Ching-kuang mengatakan, ada masalah dengan pengiriman uang dari BAC, kantor berita Reuters melaporkan. "Pengiriman uang tersebut sangat aneh,” katanya, seraya menambahkan bahwa pembayaran dilakukan melalui Timur Tengah. Tapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut dan tidak memberikan bukti kontrak dengan BAC.

Apa kegiatan bisnis BAC Consulting?

Menurut situs BAC Consulting, perusahaan tersebut mengembangkan "kerjasama teknologi internasional antar negara untuk penjualan produk telekomunikasi." Disebutkan bahwa kerja sama tersebut melibatkan "peningkatan bisnis dari Asia ke pasar baru, misalnya ke negara berkembang.”

BERITA REKOMENDASI

Perusahaan ini, yang mengklaim memiliki pengalaman konsultasi lebih dari satu dekade, mencantumkan telekomunikasi sebagai salah satu bidang keahlian utamanya, dan mengatakan mereka mengintegrasikan "pelajaran teknologi dan praktik terbaik dari berbagai wilayah geografis."

BAC Consulting juga mencantumkan koleksi permata emas Nelkhael sebagai salah satu bisnisnya, dengan mengatakan mereka membantu dalam branding dan pemasaran lini perhiasan.

Menurut daftar resmi perusahaan di Hungaria, BAC terlibat dalam aktivitas mulai dari pembuatan peralatan medis elektronik dan komponen elektronik hingga ekstraksi gas alam dan minyak mentah.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs mengatakan pada platform media sosial X bahwa dinas keamanan negaranya "bekerja sama dengan semua lembaga dan organisasi mitra internasional yang relevan.”

Perusahaan cangkang yang misterius?

DW mengunjungi alamat resmi BAC di Budapest, sebuah rumah dua lantai, namun tidak bertemu atau melihat satupun karyawan perusahaan tersebut. Tidak ada yang menjawab bel pintu. Selembar kertas A4 dengan nama BAC tercetak di atasnya adalah satu-satunya bukti keberadaan perusahaan tersebut.


Menurut data bisnis CompanyWall, yang mengklasifikasikan dan menganalisis informasi keuangan dan informasi bisnis pada perusahaan, BAC Consulting membukukan laba setelah pajak sebesar 18,3 juta forint Hungaria (senilai USD51,700) atas pendapatan sebesar 215 juta forint Hongaria pada tahun 2023. Perusahaan itu membukukan laba setelah pajak sebesar 5,8 juta forint Hungaria pada tahun 2022.

Pada hari Rabu, situs web BAC tidak bisa lagi diakses secara terbuka, dan menampilkan layar login di halaman beranda, dan akhirnya menampilkan pesan yang menyatakan bahwa "Anda tidak memiliki izin untuk mengakses sumber daya ini."

CEO perusahaan tersebut yang tertera adalah Cristiana Barsony-Arcidiacono, yang CV-nya menggambarkan dia sebagai "ilmuwan yang menggunakan latar belakang saya yang sangat beragam untuk mengerjakan proyek interdisipliner guna pengambilan keputusan strategis." Dia bergabung dengan BAC sejak Maret 2016 dan mencantumkan pengembangan bisnis, strategi keberlanjutan, dan pengembangan kapasitas di antara bidang keahliannya.

Daftar resmi perusahaan menyebutkan Barsony-Arcidiacono yang berusia 49 tahun sebagai pemilik tunggal perusahaan itu.

DW telah mencoba menghubungi BAC dan Barsony-Arcidiacono, tapi panggilan ke nomor telepon yang terdaftar tidak dijawab. DW juga mendatangi Alamat yang terdaftar sebagai apartemen Barsony-Arcidiacono, namun tidak ada yang membukakan pintu.

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas