Mengintip Rencana Israel Bangun Gedung Pencakar Langit 'Burj Khalifa' Yerusalem di Tengah Perang
Persetujuan pembangunan Burj Khalifa Yerusalem ini terjadi saat Israel tengah dikepung serangan dari Poros Perlawanan imbas Perang Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mengintip Rencana Israel Bangun 'Burj Khalifa' Yerusalem di Tengah Kepungan Perang
TRIBUNNEWS.COM - Komite Distrik Yerusalem dilaporkan telah menyetujui rencana firma arsitektur internasional MO Epstein Ltd untuk membangun menara 40 lantai di Herzl Boulevard antara lingkungan Kiryat HaYovel dan Bayit Vagan di sebelah stasiun kereta ringan Mount Herzl, tulis laporan Haaretz, Kamis (19/9/2024).
Bangunan tersebut akan menampung 240 apartemen, 11.000 meter persegi untuk hotel, 300 meter persegi untuk perdagangan, dan 4.000 meter persegi untuk museum dan pusat budaya.
Komite memutuskan untuk mengurangi tinggi menara hingga 30 meter dari proposal awal. Persetujuan pembangunan ini terjadi saat Israel tengah dikepung serangan dari Poros Perlawanan imbas Perang Gaza.
Perang yang terjadi justru meluas ke kawasan dan diperkirakan akan berlangsung selama bertahun-tahun.
Baca juga: Israel Dikepung Perlawanan: Drone Hizbullah Tembus 30 Km, Rudal Houthi 15 Menit Hantam Tel Aviv
Terlepas dari eskalasi konflik yang mendera Israel, Komite Distrik Yerusalem yang diketuai oleh Shira Talmi Babai, memberikan lampu hijau untuk rencana kompleks Epstein, yang mencakup menara serbaguna yang dijuluki "Burj Khalifa" di Yerusalem, julukan yang diambil dari gedung pencakar langit Dubai yang ikonik.
Arsitek internasional di balik desain tersebut, Adrian Smith dan Gordon Gill, bertanggung jawab atas menara super Dubai yang asli. Namun, mereka yang memimpin aspek praktis proyek tersebut dengan cepat menekankan bahwa ini bukan salinan dari yang asli, melainkan struktur yang dirancang secara unik agar sesuai dengan lanskap Yerusalem.
Rencana tersebut mencakup ruang hunian, komersial, dan hotel serta perumahan sewa.
Proyek yang menerima sekitar 200 keberatan itu meliputi sekitar tujuh dunam di Herzl Boulevard, antara Kiryat HaYovel dan Bayit Vagan, dekat dengan jalur kereta ringan dan bersebelahan dengan stasiun kereta ringan dan fasilitas parkir dan naik kendaraan.
Rencana tersebut diajukan oleh firma arsitektur internasional M.O. Epstein Ltd. dan dirancang oleh Adrian Smith dan Gordon Gill Architects.
Doron Bruitman dari Nadlan Center dalam tulisannya di buyitinisrael merinci, menara setinggi 40 lantai itu akan terdiri dari 240 unit hunian, dengan sekitar 50 dialokasikan untuk apartemen kecil hingga 55 meter persegi.
Sebanyak 50 unit lainnya akan disediakan untuk sewa jangka panjang, dijamin minimal selama 12 tahun.
Rencana tersebut juga menyediakan ruang hotel seluas 11.000 meter persegi, 300 meter persegi untuk penggunaan komersial, dan 4.000 meter persegi untuk bangunan publik, yang akan menampung museum dan pusat budaya.
Komite Distrik menemukan alternatif bangunan serbaguna tunggal setinggi 40 lantai lebih unggul daripada proposal lain, termasuk dua menara setinggi 25 lantai.
Keputusan akhir adalah menurunkan struktur bangunan hingga 30 meter dan menetapkan delapan lantai, termasuk 50 unit hunian, untuk disewakan jangka panjang.
Setelah empat tahun dalam proses pembangunan, tantangan yang berkelanjutan adalah memberikan desain yang tradisional dan modern serta memenuhi semua kebutuhan masyarakat yang berbeda.
Bangunan yang diusulkan akan dilapisi dengan batu Yerusalem dan mencakup balkon sebagai bagian integral dari desain yang luas. Bangunan ini akan menawarkan ruang pribadi dan publik, termasuk ruang menonton. Bangunan ini juga akan memiliki 240 unit rumah, ditambah 48 apartemen kecil tambahan, sebuah hotel, dan sebuah pusat budaya.
Bangunan tersebut sempat belum memiliki beberapa izin dan akan memakan waktu lima tahun untuk dibangun. Namun, semua pihak yang terlibat mengakui bahwa gedung pencakar langit ini harus sesuai dengan lanskap arsitektur kota.