Sosok Wanita yang Dituduh Pembuat Pager yang Meledak di Lebanon, Mengaku Hanya Perantara
Pengusaha wanita berpendidikan Inggris membantah telah membuat pager peledak milik Hizbullah yang menewaskan sedikitnya 12 orang
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Nama seorang pebisnis wanita asal Inggris, Cristiana Barsony-Arcidiacono, dituduh sebagai pembuat pager yang meledak di Lebanon.
Diberitakan sebelumnya pada hari Selasa (17/9/2024), ribuan pager atau penyantera yang biasa dipakai militan Hizbullah untuk berkomunikasi, meledak serentak di lokasi yang berbeda-beda.
Dalam foto yang beredar, terlihat brand dari pager tersebut, yakni Gold Apollo, perusahaan asal Taiwan.
Namun, Gold Apollo mengatakan pihaknya tidak membuat pager yang meledak itu.
Pernyataan tersebut diumumkan langsung oleh pendiri perusahaan, Hsu Ching-Kuang kepada wartawan, dilansir Reuters.
Hsu mengatakan bahwa pager yang digunakan dalam ledakan itu dibuat oleh perusahaan di Eropa yang memiliki lisensi untuk menggunakan merek mereka.
Mengutip The Independent, perusahaan di Eropa yang dimaksud adalah BAC Consultancy, yang berbasis di Budapest, Hungaria.
BAC Consultancy memiliki lisensi 3 tahun untuk membuat pager tersebut dengan brand Gold Apollo.
Setelah diselidiki, CEO BAC Consultancy adalah Cristiana Barsony-Arcidiacono, alumni kampus bergengsi University College London (UCL).
Namun, Barsony-Arcidiacono membantah terlibat dalam pembuatan pager yang meledak itu.
Ia mengatakan dirinya hanyalah penghubung dalam mata rantai pasokan dan bukan pembuat pager.
Baca juga: Perangkat Elektronik Lebanon Meledak di Mana-mana, Israel Deklarasikan Fase Baru Perang
"Saya tidak membuat pager. Saya hanya perantara. Saya pikir Anda salah," kata Barsony-Arcidiacono kepada NBC News.
Menurut laman LinkedIn miliknya, Barsony-Arcidiacono menempuh pendidikan doktor fisika di UCL antara tahun 2002 dan 2006.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di London School of Economics dan University of London untuk berbagai kualifikasi pascasarjana antara tahun 2009 dan 2017.
Ledakan Massal di Lebanon
Dilaporkan sebelumnya, ribuan pager yang dibawa oleh anggota Hizbullah, meledak secara serentak atau beruntun pada Selasa (17/9/2024) jam 3.30 sore waktu setempat.
Setidaknya 12 orang tewas dan 3000 orang luka-luka akibat ledakan tersebut.
New York Times (NYT) melaporkan bahan peledak ditanam sebelum pager dikirim ke Lebanon.
Bahan peledak, yang beratnya hanya satu hingga dua ons, ditanamkan di samping baterai di setiap pager, kata dua pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: DK PBB Gelar Sidang Darurat Jumat Besok, Bahas Ledakan Pager di Lebanon
Sebuah sakelar juga ditanamkan yang dapat dipicu dari jarak jauh untuk meledakkan bahan peledak.
Pada pukul 3.30 sore di Lebanon, pager menerima pesan yang seolah-olah berasal dari pimpinan Hizbullah, kata dua pejabat.
Namun, maksud pesan tersebut adalah untuk mengaktifkan bahan peledak.
Tak cukup sampai di situ, sehari setelahnya atau pada Rabu (18/9/2024), rupanya ada lebih banyak lagi perangkat genggam yang meledak, termasuk walkie-talkie, laptop, dan radio, yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 450 orang, lapor Al Jazeera.
Beberapa ledakan dilaporkan terjadi di pinggiran selatan Beirut serta di kota selatan Tyre pada Rabu sore.
Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan kendaraan terbakar dan asap mengepul dari area permukiman.
Koresponden Al Jazeera Ali Hashem menyaksikan satu mobil meledak selama pemakaman di Lebanon selatan, tampaknya terbakar oleh ledakan dari dalam, bukan dihantam drone, katanya.
"Telah terjadi beberapa ledakan di Lebanon selatan dan pinggiran selatan Beirut melalui walkie-talkie dan bukan pager," katanya.
Hashem menyebut terjadi kekacauan di jalan-jalan, ambulans berlomba-lomba untuk menjemput yang terluka dan laporan tentang lebih banyak ledakan yang terjadi menyebarkan kepanikan.
"Mungkin kita menyaksikan gelombang lain, sangat memprihatinkan mengingat insiden kemarin telah membanjiri seluruh sektor kesehatan," tambah Hashem.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)