Rencana Serangan Ledakan Ribuan Pager oleh Teroris Israel Telah Direncanakan Sejak 15 Tahun Lalu
Rencana serangan pager teroris Israel telah direncanakan sejak 15 tahun lalu, sebuah Laporan mengungkapkan.
Editor: Muhammad Barir
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya pada hari Kamis bahwa tujuan Israel adalah membantai ribuan orang secara serentak dalam serangan teroris hari Selasa dan Rabu, mengacu juga pada peledakan radio dua arah yang dicurangi pada hari Rabu .
“Tidak semua pager didistribusikan dan beberapa di antaranya dimatikan,” kata Sayyed Hassan Nasrallah, seraya menambahkan bahwa partai Perlawanan telah meluncurkan penyelidikan komprehensif atas serangan tersebut.
"Selama dua hari (Selasa dan Rabu), musuh ingin membunuh setidaknya 5.000 orang ... Musuh tahu bahwa perangkat pager berjumlah 4.000."
Taiwan, Bulgaria, dan Hongaria mencoba melepaskan diri
Taipei 'yakin' namun masih melakukan penyelidikan
Dua orang individu dari perusahaan Taiwan yang terkait dengan pembuatan alat elektronik jebakan tersebut telah diperiksa oleh pihak berwenang di pulau itu.
Menurut Reuters , salah satu orang yang diperiksa adalah presiden dan pendiri Gold Apollo yang berkantor pusat di Taipei, Hsu Ching-kuang.
Ia diperiksa oleh jaksa hingga larut malam pada hari Kamis, sebelum dibebaskan. Orang lainnya adalah Teresa Wu, satu-satunya karyawan perusahaan bernama Apollo System.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Taiwan Kuo Jyh-huei mengatakan, "Komponen yang digunakan dalam ribuan pager yang meledak pada hari Selasa di Lebanon tidak dibuat di Taiwan. Komponen tersebut (terutama) adalah IC (sirkuit terpadu) kelas bawah dan baterai."
"Saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa barang-barang itu tidak dibuat di Taiwan," klaim Kuo, seraya menambahkan kasus tersebut sedang diselidiki oleh otoritas kehakiman.
Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung, ketika ditanya oleh wartawan apakah dia telah menghubungi duta besar de facto Israel di pulau itu untuk menyampaikan kekhawatirannya tentang masalah tersebut, menjawab, "Tidak".
"Kami meminta misi kami di luar negeri untuk meningkatkan kewaspadaan keamanan mereka dan akan bertukar informasi yang relevan dengan negara lain," kata Lin.
Namun, juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Shilin mengatakan mereka masih menyelidiki apakah ada firma berbasis di Taiwan yang terlibat dalam serangan teroris tersebut.
Juru bicara tersebut mengatakan kepada Reuters , "Kami akan berusaha untuk menentukan apakah ada kemungkinan keterlibatan perusahaan Taiwan ini sesegera mungkin, untuk memastikan keselamatan negara dan rakyatnya."
Investigasi 24 jam yang 'tak terbantahkan'