Keadaan Darurat Diberlakukan di Israel Hingga 30 September di Tengah Agresi Israel Terhadap Lebanon
Keadaan darurat diberlakukan di Israel hingga 30 September di tengah agresi Israel terhadap Lebanon.
Editor: Muhammad Barir
Keadaan Darurat Diberlakukan di Israel Hingga 30 September di Tengah Agresi Israel Terhadap Lebanon
TRIBUNNEWS.COM- Keadaan darurat diberlakukan di Israel hingga 30 September di tengah agresi Israel terhadap Lebanon.
Pemerintah Israel, pada Senin malam, mengumumkan keadaan darurat nasional hingga 30 September di tengah meningkatnya serangan terhadap Lebanon dan antisipasi perluasan tembakan roket Hizbullah ke Israel, Anadolu Agency melaporkan.
Menurut harian Israel, Yedioth Ahronoth , menteri Kabinet Israel memilih untuk mendeklarasikan “situasi khusus dalam negeri” di seluruh Israel.
Pemungutan suara dilakukan melalui telepon, seperti yang diusulkan oleh Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, tambah surat kabar itu.
Harian Haaretz mengatakan bahwa berdasarkan deklarasi tersebut, militer diberikan kewenangan untuk mengeluarkan instruksi kepada publik Israel, yang memungkinkannya untuk melarang pertemuan, membatasi studi, dan mengeluarkan “instruksi tambahan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.”
Pernyataan itu muncul menyusul upaya pembunuhan tentara Israel terhadap Ali Karaki, seorang komandan militer tinggi Hizbullah.
Radio Angkatan Darat Israel sebelumnya mengutip sumber militer yang mengatakan bahwa serangan udara di pinggiran selatan Beirut telah menargetkan Karaki. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut tentang nasibnya.
Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 274 orang, termasuk 21 anak-anak, tewas dan 1.024 lainnya cedera akibat serangan Israel sejak Senin pagi, dan ribuan warga sipil terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Masyarakat internasional telah memperingatkan serangan tersebut, karena serangan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza ke wilayah lain.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR