India Konfirmasi Kasus Mpox Pertama, Terdeteksi pada Pria Usia 38 Tahun
India telah melaporkan kasus pertamanya dengan jenis mpox baru yang telah memicu peringatan darurat kesehatan masyarakat oleh WHO.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - India telah melaporkan kasus pertamanya dengan jenis mpox baru yang telah memicu peringatan darurat kesehatan masyarakat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Reuters melaporkan.
Awal bulan ini, jenis mpox terdeteksi pada seorang pria dari negara bagian Haryana utara, yang dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Disebut klade 1b, varian baru ini sangat mudah menular dan telah dikaitkan dengan wabah mpox di Afrika.
Menurut laporan media, jenis virus tersebut telah terdeteksi pada seorang pria berusia 38 tahun dari negara bagian selatan Kerala yang kembali dari Dubai baru-baru ini.
Pada hari Selasa (24/9/2024), Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Manisha Verma mengonfirmasi kepada Reuters kasus mpox yang dilaporkan di distrik Malappuram, Kerala termasuk dalam klade 1.
"Pasien tersebut dirawat di rumah sakit dan orang-orang yang pernah melakukan kontak dengannya sedang dilacak dan dipantau," kata pihak berwenang.
Petugas kesehatan distrik mengatakan sekitar 29 teman dan anggota keluarga pasien beserta 37 penumpang dalam penerbangannya sedang dipantau tetapi sejauh ini tidak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan gejala apa pun, kantor berita tersebut melaporkan.
Dikutip dari BBC, Mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, adalah virus menular yang dapat menyebabkan lesi kulit yang menyakitkan.
WHO menyatakan mpox, yang dulunya disebut cacar monyet, sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat di Afrika pada bulan Agustus.
Sejak itu, varian virus yang lebih berbahaya telah menyebar ke negara-negara di luar benua Afrika, termasuk Swedia, Thailand, dan Pakistan.
Dalam dua tahun terakhir, India telah melaporkan lebih dari 30 kasus mpox yang disebabkan oleh strain klade 2 yang lebih tua, yang dianggap kurang menular.
Baca juga: Perlu Vaksin Cacar Dulu sebelum Terima Vaksin Mpox? Begini Penjelasannya.
Mpox menyebar dari hewan ke manusia dan antarmanusia melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi - termasuk melalui hubungan seks, kontak kulit ke kulit, serta berbicara atau bernapas di dekat orang lain.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lesi di seluruh tubuh. Jika tidak diobati, mpox dapat mematikan.
Pemerintah federal telah mengeluarkan peringatan kepada semua negara bagian, meminta mereka untuk waspada terhadap potensi kasus mpox.
Sekitar 35 laboratorium di seluruh negeri telah ditunjuk untuk menguji kasus dugaan mpox.
Wabah Mpox di Kongo
Wabah mpox yang meningkat di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara lain, dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 14 Agustus 2024.
Lebih dari 120 negara telah mengonfirmasi lebih dari 103.000 kasus mpox sejak dimulainya wabah global pada tahun 2022.
Pada 2024 saja, terdapat 25.237 kasus yang diduga dan dikonfirmasi serta 723 kematian akibat berbagai wabah di 14 negara di Kawasan Afrika.
Angka tersebut berdasarkan data per 8 September 2024.
Vaksin Mpox
Sekitar pertengahan bulan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkani vaksin monkeypox untuk penggunaan global, Jumat (13/9/2024).
Vaksin ini, MVA-BN dikembangkan oleh Bavarian Nordic A/S.
Saat ini vaksin MVA-BN masih dalam daftar prakualifikasi.
"Bavarian Nordic A/S hari ini mengumumkan bahwa Perusahaan telah memperoleh prakualifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk MVA-BN sebagai vaksin mpox pertama yang ditambahkan ke daftar prakualifikasi WHO," papar pernyataan yang dibagikan di laman resmi Bavarian Nordic.
Dengan persetujuan ini, diharapkan akses terhadap vaksin tersebut di wilayah-wilayah darurat monkeypox dapat meningkat drastis.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memaparkan prakualifikasi pertama untuk vaksin monkeypox merupakan tahap penting dalam upaya untuk melawan mpox, baik dalam penyebaran wabah tersebut saat ini di Afrika dan di masa depan.
"Kita sekarang perlu segera meningkatkan pengadaan, donasi, dan peluncuran untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin di tempat yang paling membutuhkannya,"
Ia juga menyerukan agar ketersediaan alat kesehatan masyarakat lainnya lebih ditingkatkan demi mencegah infeksi, menghentikan penularan, dan menyelamatkan nyawa.
MVA-BN diindikasikan untuk imunisasi aktif terhadap cacar, mpox, dan infeksi serta penyakit terkait orthopoxvirus pada semua orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Dikutip dari laman resmi WHO, vaksin MVA-BN dapat diberikan kepada orang berusia di atas 18 tahun sebagai suntikan 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4 minggu.
Setelah penyimpanan dingin sebelumnya, vaksin dapat disimpan pada suhu 2–8°C hingga 8 minggu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)