Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Tahu Lokasi Bos Hizbullah Hassan Nasrallah selama Berbulan-bulan sebelum Dibunuh Pakai 80 Bom

Israel disebut mengetahui lokasi pemimpin Hizbullah, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah, selama berbulan-bulan sebelum dibunuh menggunakan 80 bom.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Israel Tahu Lokasi Bos Hizbullah Hassan Nasrallah selama Berbulan-bulan sebelum Dibunuh Pakai 80 Bom
IRAN International
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. --- Israel sebut sudah tahu lokasi Hassan Nasrallah selama berbulan-bulan sebelum membunuhnya dalam serangan udara pada Jumat (27/9/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Israel telah melacak lokasi pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah selama berbulan-bulan sebelum memutuskan untuk membunuhnya dalam serangan udara di Dahiya, pinggiran Kota Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9/2024).

Keputusan ini diambil semata-mata karena Israel yakin mereka hanya memiliki sedikit kesempatan sebelum Hassan Nasrallah menghilang ke lokasi lain.

"Para pejabat mengatakan lebih dari 80 bom dijatuhkan selama beberapa menit untuk membunuh Nasrallah, meskipun mereka tidak mengonfirmasi berat atau model bom yang digunakan," kata tiga pejabat pertahanan Israel kepada The New York Times pada Sabtu (28/9/2024).

Operasi tersebut dirahasiakan dan pilot telah berlatih untuk waktu yang lama, tetapi mereka tidak mengetahui targetnya sampai sebelum operasi dilakukan, menurut Roi Sharon, analis urusan militer saluran KAN.

Operasi itu telah direncanakan awal minggu sebelum Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berangkat untuk berbicara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Jumat.

Hizbullah awalnya membantah serangan itu menewaskan pemimpinnya, tapi kemudian mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah pada hari Sabtu.

Serangan yang menargetkan Hassan Nasrallah pada Jumat menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 108 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, seperti diberitakan CNBC.

BERITA REKOMENDASI

Setidaknya, lebih dari 600 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024).

80 Bom Dijatuhkan di Lokasi Hassan Nasrallah

Dua dari tiga pejabat pertahanan Israel mengatakan lebih dari 80 bom dijatuhkan selama beberapa menit untuk membunuh Hassan Nasrallah.

Namun, mereka tidak mengonfirmasi berat atau jenis bom tersebut.

Baca juga: Setelah Bunuh Hassan Nasrallah, Israel Ancam Houthi Akan Bernasib Seperti Bos Hizbullah Lebanon

"Para agen Hizbullah menemukan dan mengidentifikasi jenazah Hassan Nasrallah Sabtu dini hari, bersama dengan jenazah seorang komandan militer tinggi Hizbullah, Ali Karaki," menurut para pejabat, yang mengutip informasi intelijen yang diperoleh dari dalam Lebanon, seperti diberitakan The Times of Israel.

Ketiga pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah yang sensitif.

Mereka mengatakan Hashem Safieddine, sepupu Hassan Nasrallah yang merupakan pemain kunci dalam kerja politik dan sosial gerakan tersebut, adalah salah satu dari sedikit pemimpin senior Hizbullah yang tersisa yang tidak hadir di lokasi serangan.

Mereka mengatakan Hashem Safieddine, yang telah lama dianggap sebagai calon pengganti Hassan Nasrallah, yang kemungkinan akan menjadi sekretaris jenderal Hizbullah yang baru.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.586 jiwa dan 96.210 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas