Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dulu Menentang, Kini Gideon Sa'ar Resmi Bergabung dengan Kabinet Netanyahu

Mantan saingan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Gideon Sa'ar resmi bergabung dengan kabinet Israel.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Dulu Menentang, Kini Gideon Sa'ar Resmi Bergabung dengan Kabinet Netanyahu
X/Twitter
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan bahwa mantan saingannya Gideon Saar bergabung dengan kabinet Israel pada hari Minggu (29/9/2024) 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan saingan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Gideon Sa'ar, resmi bergabung dengan kabinet Israel.

Hal tersebut diumumkan oleh Netanyahu pada Minggu (29/9/2024).

"Sa'ar yang berhaluan agresif akan menjabat sebagai menteri tanpa portofolio," kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.

Dengan bergabungnya Saar di kabinet, dukungan koalisi pemerintah Israel menjadi meningkat.

Paremen Israel yang beranggotakan 120 orang dari 64 menjadi 68.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sa'ar menjadi kritikus Netanyahu yang paling gencar.

Namun, Netanyahu memiliki pemikiran yang berbeda saat menarik kembali Sa'ar ke dalam pemerintahannya.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Netanyahu, Sa'ar dan dirinya memiliki pandangan yang sama terkait perang di Gaza.

Netanyahu mengakum saat memberikan tawaran jabatan pemerintahan kepada mantan saingannya tersebut, Sa'ar tak ada penolakan dan justru langsung menerima tawaran tersebut.

"Gideon menerima permintaan saya dan setuju untuk kembali ke pemerintahan," kata Netanyahu dalam pernyataan bersama, seperti dilansir surat kabar Israel, Haaretz.

PM Israel ini merasa kagum dengan pemikiran Sa'ar saat menghadiri diskusi kabinet keamanan.

Baca juga:  Gideon Saar Tolak Tawaran Netanyahu, Enggan Gantikan Gallant Jadi Menhan Israel

Sa'ar dinilai sangat kreatif dan mampu memberikan solusi yang baik saat menghadapi situasi yang rumit.

"Selama diskusi kabinet keamanan, saya sangat terkesan dengan visi luas Sa'ar dan kemampuannya untuk menawarkan solusi kreatif untuk masalah yang rumit. Pada lebih dari satu kesempatan, kami telah sepakat mengenai tindakan yang diperlukan," jelas Netanyahu.

Meski sempat berada di kubu yang berbeda, Netanyahu menyatakan permusuhan antara mereka telah selesai dan saat ini tidak ada permasalahan yang menghalangi mereka.

"Bukan rahasia lagi bahwa kami pernah memiliki perbedaan pendapat di masa lalu, tetapi sejak 7 Oktober, kami berdua telah melupakan semua keluhan masa lalu," tegasnya.

Sementara menurut Sa'ar, bergabung kembali dengan kabinet Israel adalah keputusan yang tepat.

"Keputusan untuk bergabung dengan pemerintah adalah tindakan patriotik dan benar untuk dilakukan saat ini," kata Sa'ar.

Tujuan Saar bergabung dengan kabinet Netanyahu adalah untuk memperkuat Israel.

“Pada saat ini, sangat penting untuk memperkuat Israel, pemerintahannya, serta persatuan dan kohesi di dalamnya,” katanya.

Sempat Menolak

Awal bulan ini, media Israel melaporkan Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk mengganti Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, dengan Saar.

Namun, Sa'ar mengatakan ia menolak tawaran Netanyahu tersebut.

Dalam pidatonya pada Sabtu (21/9/2024), Sa'ar mengungkapkan alasan dirinya menolak tawaran Netanyahu.

Menurut Sa'ar, dengan meningkatnya situasi keamanan di Utara akhir-akhir ini, ia tidak ingin para pemimpin lembaga pertahanan beroperasi dengan ketidakpastian mengenai penggantian besar yang menghantui mereka untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Ia juga mengatakan periode yang tidak terbatas juga akan mengarah pada kampanye hasutan dan delegitimasi yang tidak terkendali terhadapnya, dikutip dari The Jerusalem Post.

Meski begitu, ia berjanji akan tersebut memperkuat Israel.

"Saya akan selalu memperkuat Israel, tidak akan pernah menjadi salah satu pihak yang melemahkannya," tegas Sa'ar, dikutip dari The Times of Israel.

Sebagai informasi, Sa'ar yang merupakan mantan anggota Partai Likud Netanyahu, adalah bagian dari pemerintahan darurat yang dibentuk pada awal perang di Jalur Gaza.

Namun ia mengundurkan diri pada bulan Maret setelah ia tidak dimasukkan dalam Kabinet Perang.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Gideon Saar dan Benjamin Netanyahu

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas