Pakistan Mengutuk Serangan Israel yang Semakin Brutal, Minta PBB Menghentikannya
Pakistan mengutuk 'petualangan Israel yang semakin meningkat', meminta PBB untuk menghentikannya.
Editor: Muhammad Barir
Pakistan Mengutuk Serangan Israel yang Semakin Brutal, Minta PBB Menghentikannya
TRIBUNNEWS.COM- Pakistan mengutuk 'petualangan Israel yang semakin meningkat', meminta PBB untuk menghentikannya.
Pakistan mengutuk apa yang disebutnya sebagai “berkembangnya petualangan” Israel dan meminta PBB untuk menghentikannya, mengingat pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan kemarin bahwa Islamabad “mengecam keras meningkatnya petualangan Israel di Timur Tengah.”
“Serangan tak terkendali terhadap penduduk sipil dan pengabaian hukum internasional telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan,” tambahnya, seraya mencatat, “Selama beberapa hari terakhir, pasukan Israel telah terlibat dalam pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Lebanon, tanpa henti menargetkan pusat-pusat penduduk sipil, dan merusak stabilitas dan keamanannya.”
Pernyataan itu menekankan bahwa “tindakan sembrono pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon merupakan eskalasi besar di kawasan yang sudah bergejolak,” seraya menambahkan, “Pakistan terus menunjukkan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon.”
Ia mendesak “Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menahan Israel dari petualangannya di kawasan tersebut dan pelanggaran hukum internasional; dan untuk memulihkan perdamaian di Timur Tengah.”
Sejak 23 September, tentara Israel telah melancarkan serangan "paling brutal dan ekstensif" di Lebanon dalam hampir 20 tahun, yang mengakibatkan lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 6.000 orang terluka, termasuk anak-anak dan wanita. Satu juta penduduk di wilayah selatan negara itu – seperlima dari populasi – telah mengungsi secara paksa akibat kampanye pengeboman Israel, menurut pemerintah.
Pembunuhan Nasrallah oleh Israel dalam serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur F-35 pada Jumat malam, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa perang regional akan segera terjadi.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR