Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Diam-diam Beri Lampu Hijau ke Israel untuk Memperluas Perang ke Lebanon

Dukungan AS ke Israel untuk invasi darat ke Lebanon itu diberikan dalam sebuah pembicaraan tertutup.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in AS Diam-diam Beri Lampu Hijau ke Israel untuk Memperluas Perang ke Lebanon
Anadolu
Serangan udara Israel ke Beirut. Kelompok Hizbullah membalas serangan Israel dengan menembaki markas intelijen Israel, Mossad di Tel Aviv. Perang terbuka Israel dan Hizbullah pecah saat IDF melancarkan invasi darat ke Lebanon, Selasa (1/10/2024). 

AS Diam-diam Beri Lampu Hijau ke Israel untuk Memperluas Perang ke Lebanon

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat tinggi Gedung Putih (Kepresidenan Amerika Serikat/AS) dilaporkan memberi dukungan terhadap Israel untuk memperluas perang melawan Lebanon.

Dukungan AS ke Israel untuk invasi darat ke Lebanon itu diberikan dalam sebuah pembicaraan tertutup.

Kabar ini muncul di tengah pernyataan publik dari Presiden AS, Joe Biden yang mengklaim kalau dia menentang invasi darat Israel ke Lebanon selatan.

Baca juga: Pasukan IDF Menyerang Masuk Lewat Invasi Darat, Tentara Lebanon Dukung Hizbullah atau Israel?

Menurut beberapa pejabat AS dan Israel yang berbicara dengan POLITICO, penasihat presiden AS, Amos Hochstein dan Brett McGurk, koordinator Gedung Putih untuk Asia Barat, mengatakan kepada para pemimpin Israel dalam beberapa minggu terakhir kalau Washington "setuju dengan strategi luas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengalihkan fokus militer Israel ke utara melawan Hizbullah."

Tujuan mereka dilaporkan adalah untuk "memaksa" milisi perlawanan Lebanon Hizbullah agar berhenti bertindak sebagai front pendukung bagi milisi perlawanan Palestina di Gaza.

Sejak awal konflik pada 8 Oktober, para pemimpin Hizbullah telah menyatakan kalau kelompok itu akan terus menargetkan posisi militer di Israel utara hingga gencatan senjata komprehensif dilaksanakan di Gaza.

BERITA REKOMENDASI

"Namun, sikap keras Israel dan tuntutan-tuntutan baru di menit-menit terakhir negosiasi telah terus-menerus mengagalkan setiap upaya untuk menghentikan perang genosida warga Palestina di jalur tersebut," tulis ulasan TC, Selasa (1/10/2024).

Akibatnya, pada pertengahan September, “Hochstein dan McGurk menyampaikan kepada rekan-rekan mereka di Israel bahwa — meskipun mereka tetap mendesak pendekatan yang hati-hati — waktunya kemungkinan tepat untuk [memperluas perang di Lebanon]."

Serangan udara Israel ke Beirut. Kelompok Hizbullah membalas serangan Israel dengan menembaki markas intelijen Israel, Mossad di Tel Aviv. Perang terbuka Israel dan Hizbullah pecah saat IDF melancarkan invasi darat ke Lebanon, Selasa (1/10/2024).
Serangan udara Israel ke Beirut. Kelompok Hizbullah membalas serangan Israel dengan menembaki markas intelijen Israel, Mossad di Tel Aviv. Perang terbuka Israel dan Hizbullah pecah saat IDF melancarkan invasi darat ke Lebanon, Selasa (1/10/2024). (Anadolu)

Pada Selasa pagi, Israel melancarkan apa yang digambarkannya sebagai "invasi darat terbatas" ke Lebanon selatan, yang memicu bentrokan lintas perbatasan yang hebat dengan perlawanan Lebanon.

Meskipun Israel mengklaim demikian, tidak ada pasukan yang memasuki wilayah Lebanon hingga Selasa pagi.

Perluasan perang terjadi kurang dari seminggu setelah Gedung Putih menyatakan Israel dan Lebanon akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

"Di balik layar, Hochstein, McGurk, dan pejabat tinggi keamanan nasional AS lainnya menggambarkan operasi Israel di Lebanon sebagai momen yang menentukan sejarah — momen yang akan membentuk kembali Timur Tengah menjadi lebih baik selama bertahun-tahun mendatang," ungkap laporan POLITICO.

Ketika ditanya dalam konferensi pers pada Senin apakah dia merasa nyaman dengan perluasan perang Israel di Lebanon, Biden berkata: "Saya merasa nyaman dengan penghentian mereka. Kita seharusnya melakukan gencatan senjata sekarang.”

Kemudian pada hari itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre tampaknya menarik kembali pernyataan Biden, dengan mengatakan Gedung Putih memahami “tujuan strategis” perang Israel melawan Lebanon dan mengulangi klaim bahwa Israel “memiliki hak untuk membela diri.”

Ratusan bom buatan AS telah dijatuhkan di Lebanon oleh pesawat tempur Israel, termasuk di dalam ibu kota Beirut selama dua minggu terakhir. Ratusan orang telah tewas dan hingga satu juta orang telah mengungsi akibat agresi Israel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas