Bala Tentara di Timur Tengah Meningkat, AS Sebut Militer Israel Mulai Operasi Darat di Lebanon
Bala tentara yang ditempatkan di Timur Tengah semakin meningkat, Amerika Serikat (AS) menyebut jika militer Israel memulai operasi darat mereka di Leb
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Bala tentara yang ditempatkan di Timur Tengah semakin meningkat, Amerika Serikat (AS) menyebut jika militer Israel memulai operasi darat mereka di Lebanon.
"Pasukan Israel memulai apa yang disebut AS sebagai operasi darat terbatas di Lebanon," ungkap Departemen Luar Negeri pada Senin (30/9/2024).
Militer AS mengaku bakal mengerahkan beberapa ribu tentara tambahan ke Timur Tengah, ketika Israel mulai melakukan operasi darat di Lebanon.
Gedung Putih tampaknya enggan menyebut operasi tersebut dengan 'invasi'.
Lebih lanjut, pasukan tambahan tersebut akan bergabung dengan 40.000 pasukan yang sudah ada di wilayah tersebut.
Jadi, jumlahnya meningkat sekitar 8.000, setelah Pentagon meningkatkan postur pasukan AS awal tahun ini, Al Arabiya melaporkan.
"AS telah mengamati perubahan dalam postur militer Israel di sepanjang perbatasan dengan Lebanon," kata sejumlah pejabat kepada Al Arabiya English selama akhir pekan.
Wakil Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan bahwa peningkatan kehadiran pasukan AS yang diumumkan Senin, akan mencakup skuadron jet tempur tambahan, termasuk lebih banyak F-15E Strike Eagle, F-16, F-22, dan A-10.
Singh mengatakan skuadron baru tersebut awalnya direncanakan untuk menggantikan armada yang ada di wilayah tersebut, tetapi sekarang akan melengkapi armada lainnya.
Ia mengatakan pasukan ini tidak dikerahkan untuk mengevakuasi warga AS dari wilayah tersebut. Departemen Luar Negeri telah memperingatkan warga AS agar tidak bepergian ke Lebanon atau Israel tetapi sejauh ini belum memerintahkan evakuasi apa pun.
Pada hari Senin (30/9/2024), pejabat AS mengatakan Israel tampaknya siap untuk melancarkan invasi tetapi tidak mengetahui rincian pasti dari rencana tersebut.
Baca juga: Serangan Israel Targetkan Sekutunya, Iran Tegaskan Tak Akan Kerahkan Pasukan ke Lebanon atau Gaza
Washington sendiri telah melakukan berbagai cara untuk mencegah Israel dari setiap kampanye militer yang melibatkan serangan atau invasi.
Namun seperti yang terjadi sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel, pemerintahan Biden tampaknya telah ditolak sekali lagi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller mengatakan Israel memberi tahu AS tentang beberapa operasi mereka.
Mengenai rencana invasi atau penyerbuan yang dilaporkan, Miller mengatakan: "Mereka saat ini memberi tahu kami bahwa itu adalah operasi terbatas yang difokuskan pada infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan. Namun, kami terus berdiskusi dengan mereka tentang hal itu."
"Kami menyadari bahwa tekanan militer dapat memungkinkan diplomasi. Itu benar," kata Miller.
"Juga benar bahwa hal itu dapat menyebabkan salah perhitungan dan konsekuensi yang tidak diinginkan," imbuhnya, sebelum mengisyaratkan bahwa AS masih percaya bahwa diplomasi adalah cara terbaik untuk maju.
Lebanon Menarik Diri dari Pangkalan di Perbatasan Israel
Angkatan Bersenjata Lebanon menarik diri dari pangkalan di perbatasan selatan dengan Israel, sumber keamanan mengatakan kepada Al Arabiya English.
Hizbullah mengatakan Senin (30/9/2024) malam bahwa mereka menargetkan dan berhasil menyerang pergerakan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan dalam pernyataan yang dirilis oleh kelompok tersebut.
Militer Israel mengatakan 10 roket diluncurkan dari Lebanon
Dikutip dari Al Jazeera, Sekitar 10 peluncuran roket terdeteksi melintas dari Lebanon selatan, kata militer Israel, yang memicu peringatan di wilayah Meron di Israel utara.
Beberapa roket berhasil dicegat, sementara yang lain jatuh di area terbuka. Sejauh ini belum ada laporan korban luka atau kerusakan.
Pasukan Israel telah melancarkan operasi darat "terbatas" terhadap Hizbullah di Lebanon dalam beberapa jam terakhir, dengan mengirim tentara melintasi perbatasan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)