Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Umumkan Operasi Khaybar, Untuk Pertama Kalinya Gunakan Roket Fadi-4 Serang Israel

Dimulainya Operasi Khaybar Hizbullah ditandai peluncuran rentetan roket Fadi 4 di Pangkalan Galilot Unit Intelijen Militer Israel 8200 - Mabes Mossad

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hizbullah Umumkan Operasi Khaybar, Untuk Pertama Kalinya Gunakan Roket Fadi-4 Serang Israel
khaberni
Rudal Hizbullah. Lebanon diinvasi Pasukan Israel (IDF) pada 1 Oktober 2024 merujuk pada berlarutnya perang Gaza karena gagalnya negosiasi pertukaran tahanan demi gencatan senjata yang diinisiasi Amerika Serikat. 

Hizbullah Umumkan Operasi Khaybar, Untuk Pertama Kalinya Gunakan Roket Fadi-4 Serang Israel

 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah Selasa (1/10/2024), mengumumkan dimulainya operasi 'Khaybar' yang menargetkan fasilitas militer di wilayah pendudukan Israel.

Dimulainya Operasi Khaybar Hizbullah itu ditandai dengan peluncuran rentetan roket Fadi 4 di Pangkalan Galilot milik Unit Intelijen Militer Israel 8200 dan markas besar Mossad yang terletak di pinggiran kota Tel Aviv.

Baca juga: IDF Masuk Lebanon, Salvo Roket Fadi-4 Hizbullah Kembali Serang Markas Mossad Israel di Tel Aviv

Pernyataan Hizbullah tersebut menjelaskan kalau roket diluncurkan "Untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan mendukung Perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, dan untuk membela Lebanon dan rakyatnya."

Pernyataan tersebut menambahkan kalau serangan tersebut diluncurkan sebagai bagian dari rangkaian operasi “Khaybar” dan sebagai respons terhadap “penargetan warga sipil dan pembantaian yang dilakukan oleh Israel".

Hizbullah juga menyatakan kalau serangan itu merupakan panggilan atas seruan ‘Siap melayani, wahai Nasrallah.’”

Serangan roket Hizbullah Lebanon yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke wilayah Galilea, Israel, Selasa malam, 5 Maret 2024.
Serangan roket Hizbullah Lebanon yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke wilayah Galilea, Israel, Selasa malam, 5 Maret 2024. (The Cradle Media)

Pertama Kali Digunakan

BERITA REKOMENDASI

Ini adalah pertama kalinya perlawanan Lebanon menembakkan roket Fadi 4 dalam perang saat ini dengan Israel.

Hingga saat ini, Hizbullah telah menggunakan roket Fadi 1, 2, dan 3.

Hizbullah meluncurkan roket Fadi 3 pada tanggal 24 September, menggunakannya untuk menyerang pangkalan Samson milik Korps Teknologi dan Pemeliharaan militer Israel di dekat Haifa.

Militer Israel memang mengomentari serangan Hizbullah terhadap fasilitas intelijen tersebut tetapi mengakui bahwa roket telah ditembakkan ke Israel dari Lebanon, dengan beberapa di antaranya berhasil dicegat, The Jerusalem Post melaporkan.

Beberapa sirene roket berbunyi di Tel Aviv dan di seluruh Israel tengah mulai pukul 11:03 waktu setempat pada hari Selasa.

Sirene meraung-raung di Ra'anana, Petah Tikva, dan Herzliya, di antara daerah-daerah lainnya.

Baca juga: Iran Siapkan Serangan Rudal Segera, Kedutaan Besar AS Peringatkan Staf di Israel untuk Berlindung

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di wilayah Lod, dekat Tel Aviv, di Israel tengah setelah mendapat serangan dari rudal Houthi Yaman pada 15 September 2024.
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di wilayah Lod, dekat Tel Aviv, di Israel tengah setelah mendapat serangan dari rudal Houthi Yaman pada 15 September 2024. (Menahem Kahana/AFP)

The Jerusalem Post menambahkan bahwa seorang pria Israel berusia 50-an menderita luka sedang akibat pecahan peluru, dan seorang pria berusia 30-an menderita luka ringan setelah serangan roket di Tel Aviv, menurut paramedis setempat.

Polisi setempat mengatakan mereka sedang beroperasi di beberapa lokasi di mana dampak puing-puing telah dilaporkan di daerah Sharon, salah satunya adalah di daerah Ramat Hasharon.

Pada tanggal 27 September, Yaman menembakkan rudal balistik keduanya ke Tel Aviv, menyebabkan kepanikan massal dan memaksa sedikitnya dua juta orang mengungsi.

Sirene rudal mulai berbunyi di seluruh Tel Aviv sekitar pukul 12:45 dini hari. Rekaman video menunjukkan para pemukim melarikan diri dengan panik atau berbaring di tanah, dan sirene berbunyi di atas kepala.

Penargetan Hizbullah terhadap fasilitas intelijen Israel pada hari Selasa terjadi setelah serangan besar-besaran Israel pada malam hari di ibu kota Lebanon, Beirut, dan dimulainya apa yang disebut oleh pejabat Israel sebagai "invasi darat terbatas" di wilayah selatan Lebanon.

Bentrokan hebat terjadi selama berjam-jam, dengan perlawanan Lebanon melaporkan serangan yang berhasil terhadap perkumpulan tentara Israel yang berkumpul di dekat perbatasan.

Menurut pernyataan Hizbullah, sekelompok tentara pendudukan Israel terkena tembakan artileri di gerbang pemukiman Shtula. Pada tengah malam, kelompok itu juga mengumumkan operasi yang berhasil terhadap pasukan pendudukan di seberang kota Adaisseh dan Kfar Kila, yang mengakibatkan beberapa korban.

Tank-tank Pasukan Israel berbaris di perbatasan negara pendudukan itu dengan Lebanon. Israel dilaporkan bersiap melakukan invasi darat terbatas untuk memukul mundur Hizbullah.
Tank-tank Pasukan Israel berbaris di perbatasan negara pendudukan itu dengan Lebanon. Israel dilaporkan bersiap melakukan invasi darat terbatas untuk memukul mundur Hizbullah. (anews/tangkap layar)

Pasukan Elite Israel Masuk Mengintai Lebanon

Pasukan elite Israel telah memasuki Lebanon dalam upaya untuk mengintai daerah-daerah dan memperoleh informasi intelijen untuk kemungkinan invasi ke negara tersebut, sementara konflik Tel Aviv dengan Hizbullah terus meningkat.

Menurut Wall Street Journal , Pasukan Khusus Israel telah mulai melakukan “serangan kecil dan tertarget ke Lebanon selatan”, dalam upaya langsung untuk mengumpulkan intelijen dan menyelidiki wilayah tersebut menjelang “serangan darat yang lebih luas” yang dapat terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

Surat kabar Inggris, The Telegraph, juga mengutip pernyataan seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa Pasukan Khusus tersebut “menargetkan lokasi-lokasi penting yang dibangun di sepanjang zona perbatasan”.

Operasi mereka dilaporkan termasuk mengintai jaringan terowongan milik Hizbullah di sepanjang wilayah perbatasan, melakukan misi sabotase, dan menargetkan infrastruktur kelompok tersebut seperti lokasi senjata dan pusat komando.

Operasi rahasia ini terjadi hanya beberapa hari setelah pembunuhan Israel terhadap mendiang pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang menyebabkan eskalasi paling drastis dalam konflik yang terjadi antara Israel dan kelompok tersebut, sejauh ini.

Hizbullah dilaporkan sedang bersiap untuk perang skala penuh dengan pasukan Israel, dengan wakil pemimpinnya, Naim Qassem, telah menyatakan dalam pidato yang disiarkan televisi hari ini bahwa kelompok tersebut siap untuk perang seperti itu, dan bahwa operasi akan terus berlanjut sementara pasukannya bersiap untuk 'kesabaran' dan kemungkinan konflik yang panjang.

 

(oln/tc/Memo/*)

 

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas