Pasukan Israel Serbu Lebanon Selatan, Bagaimana Nasib WNI dan Ribuan Prajurit TNI di UNIFIL?
Menlu Retno mengatakan, prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL saat ini ada sebanyak 1.232 personel. Bagaimana nasib mereka saat Israel menyerbu?
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Indonesia berperan cukup penting karena TNI yang tergabung dalam pasukan UNIFIL siaga di UNP 9-63, sebuah pos perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, Lebanon Selatan dan Lembah Bekka seharusnya berada di bawah perlindungan hukum pasukan perdamaian PBB.
Resolusi itu menetapkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di wilayah Selatan.
Resolusi itu juga memberikan peran kepada tentara reguler Lebanon, dan menyerukan kepada Pemerintah Lebanon dan UNIFIL "untuk mengerahkan pasukan mereka secara bersama-sama" sehingga "tidak akan ada senjata (yang digunakan) tanpa persetujuan dari Pemerintah Lebanon dan tidak ada otoritas selain Pemerintah Lebanon" setelah penarikan tentara Israel dari wilayah itu.
Penarikan Personel TNI Harus Seizin Force Commander UNIFIL
Pernyataan resmi UNIFIL pada 23 September 2024, UNIFIL menyatakan keprihatinan mendalam terhadap keselamatan warga sipil di Lebanon selatan di tengah pengeboman Israel paling intens sejak Oktober lalu.
Kantor Berita Antara pada 26 September 2024, mengutip Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha, dalam rapat teknis antara Kemlu dan TNI, melaporkan rencananya pasukan TNI yang saat ini bertugas bersama UNIFIL untuk dikerahkan membantu evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) manakala eskalasi konflik antara Lebanon dan militer Israel (IDF) pecah menjadi perang terbuka.
Rencana itu juga disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Hariyanto, yang mengatakan prajurit TNI yang saat ini bertugas bersama UNIFIL siap membantu mengevakuasi warga negara Indonesia di Lebanon pulang ke tanah air.
Namun, rencana itu perlu mendapatkan izin lebih dulu dari pimpinan UNIFIL, yaitu Force Commander UNIFIL yang sejak 2022 dijabat Letnan Jenderal Aroldo Azàro dari Angkatan Bersenjata Spanyol.
Tak cuma evakuasi WNI, penarikan personel TNI dari Lebanon juga harus seizin Force Commander UNIFIL.
"Untuk evakuasi pengungsi yang berada di dekat perbatasan Israel harus seizin Force Commander UNIFIL, sedangkan untuk penarikan personel TNI sampai saat ini menunggu keputusan Force Commander UNIFIL," kata Kapuspen TNI.
Evakuasi WNI di Lebanon
Judha Nugraha memastikan pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) siap siaga untuk membantu operasi evakuasi WNI yang masih berada di Lebanon.
hal tersebut telah dibahas terkait perkembangan kondisi pasukan TNI di UNIFIL dan pelindungan WNI di Lebanon.
“Jika keadaan semakin tereskalasi, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan proses evakuasi WNI di Lebanon,” kata Judha dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia menyatakan, proses evakuasi WNI, apabila nanti berlangsung dengan bantuan pasukan TNI di UNIFIL, akan dijalankan melalui koordinasi dengan UNIFIL Force Commander.
Judha juga memastikan bahwa hingga saat ini masih terdapat 155 WNI yang tinggal di Lebanon. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat.
(oln/anadolu/reuters/antara/zj/*)