Serangan Israel Targetkan Sekutunya, Iran Tegaskan Tak Akan Kerahkan Pasukan ke Lebanon atau Gaza
Saat ini, serangan Israel menargetkan sekutu-sekutu Iran di wilayah Lebanon dan Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Iran tidak akan mengerahkan pasukan ke Lebanon atau Gaza untuk menghadapi Israel.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (30/9/2024).
Saat ini, serangan Israel memang menargetkan sekutu-sekutu Iran di wilayah tersebut.
Israel dalam beberapa hari terakhir telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang disebut "poros perlawanan," jaringan kelompok militan yang berpihak pada Iran di wilayah tersebut, termasuk di Suriah, Yaman, dan Irak.
"Tidak perlu mengirim pasukan tambahan atau sukarelawan dari Republik Islam Iran," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, Senin, dikutip dari Arab News.
Ia menambahkan, Lebanon dan para pejuang di wilayah Palestina "memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan diri dari agresi."
Serangan Israel Tewaskan Pemimpin Hizbullah
Serangan Israel di Beirut pada Jumat (27/9/2024), menewaskan Hassan Nasrallah, kepala kelompok militan Lebanon Hizbullah yang telah dipersenjatai dan dibiayai oleh republik Islam tersebut selama bertahun-tahun.
"Kami belum menerima permintaan apa pun dalam hal ini dari pihak mana pun, sebaliknya, kami diberi tahu dan yakin bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan pasukan kami," jelas Nasser Kanani kepada wartawan di Teheran.
Pada hari Senin, Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga mengunjungi kantor Hizbullah di Teheran “untuk memberi penghormatan” kepada Nasrallah, menurut situs web pemerintah.
Sementara, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir dalam semua masalah negara, telah bersumpah bahwa kematian Nasrallah “tidak akan sia-sia".
Baca juga: PM Najib Mikati Siap Kirim Tentara Lebanon ke Selatan Sungai Litani, Berharap Israel Mundur
Iran juga telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Abbas Nilforoushan, seorang komandan tinggi Pasukan Quds, sayap operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam, yang tewas bersama Pemimpin Hizbullah.
Adapun Iran yang membantu mendirikan Hizbullah pada tahun 1980-an dan merupakan sumber senjata canggihnya, memiliki pengaruh yang lebih besar atas kelompok tersebut, tetapi belum menyatakan posisi apa pun terkait gencatan senjata.
Iran mungkin takut akan perang yang lebih luas yang dapat membawanya ke dalam konflik langsung dengan Amerika Serikat.
Namun, tidak dapat berdiam diri tanpa batas waktu, sementara pasukan proksinya yang paling kuat dibubarkan.