Iran Targetkan Kehancuran Israel Pada 2040, Netanyahu Gali Sendiri Lubang Kubur di Perang Atrisi
All out menghadapi Israel yang didukung Amerika Serikat dalam tempo singkat, dinilai justru akan menyeret Iran dalam perang dahsyat melibatkan nuklir
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Iran Targetkan Kehancuran Israel Pada 2040? Netanyahu Gali Sendiri Lubang di Perang Atrisi
TRIBUNNEWS.COM - Serangan sekitar 200 rudal hipersonik Iran ke Israel pada Rabu (2/10/2024) digaungkan hanya sebagian kecil dari kekuatan Teheran dalam menghancurkan kekuatan musuh bebuyutannya itu.
Serangan itu dideklarasikan Iran sebagai pembalasan yang sudah mereka janjikan atas kematian sejumlah tokoh penting mereka, baik tokoh militer dalam negeri maupun pemimpin gerakan proksi di kawasan.
Pemimpin gerakan proksi yang dimaksud antara lain pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan tentu saja yang terbaru, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Baca juga: Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Gaza
Presiden Iran Masoud Pezeshkian, secara terbuka mengatakan, apa yang menjadi pertunjukan pada Rabu dini kemarin hanya sebagian kecil dari kekuatan rudal Iran.
Teheran, kata dia, masih menyimpan banyak kekuatan senjata yang bisa dikerahkan untuk menyerang Israel meski mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu baratnya.
Lalu kenapa Iran tak sekalian meluncurkan semua kekuatan rudal mereka ke Israel?
Untuk mengetahui jawaban tersebut, Shlomo Ben-Ami, mantan menteri luar negeri Israel, pernah memberikan analisisnya saat Iran memberikan pembalasan ke Israel atas pemboman konsulat mereka di Damaskus, Surah, April silam.
Perang Atrisi, Targetkan Kehancuran Israel Pada 2040
Dimuat di laman situs The Strategist, Ben-Ami secara sederhana mengindikasikan kalau Iran tidak melancarkan pembalasan habis-habisan karena menjalankan strategi perang atrisi jangka panjang terhadap Israel.
All out menghadapi Israel yang didukung Amerika Serikat dalam tempo singkat, dinilai justru akan menyeret Iran dalam perang dahsyat melibatkan nuklir yang justru menghancurkan diri sendiri.
"Iran telah menunjukkan kehati-hatiannya dengan gamblang; bersikap radikal tidak berarti bersikap tidak rasional dan ingin bunuh diri. Alih-alih pertikaian bersejarah, nuklir atau konvensional, Iran tampaknya melancarkan perang atrisi jangka panjang terhadap Israel," kata ulasan Ben-Ami di laman tersebut, dikutip Selasa (2/10/2024).
Untuk menjelaskan strategi perang atrisi yang dilancarkan Iran ini, Ben-Ami menarik ke belakang soal motivasi Iran memerangi Israel.
Menurutnya, seperti halnya Adolf Hitler, Vladimir Putin, dan bahkan Osama bin Laden, niatan Iran memerangi Israel muncul karena nilai-nilai ideologis dan keyakinan.