Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Sejarah Hubungan Iran-Israel: Dari Teman Sampai Jadi Musuh Bebuyutan

Konflik kembali meningkat. Iran menyerang Israel dengan rudal, dan Israel mengancam akan membalas. Dulunya, kedua negara ini tidak…

zoom-in Sejarah Hubungan Iran-Israel: Dari Teman Sampai Jadi Musuh Bebuyutan
Deutsche Welle
Sejarah Hubungan Iran-Israel: Dari Teman Sampai Jadi Musuh Bebuyutan 

Israel berulang kali melakukan tindakan sabotase terhadap program nuklir Iran. Pada tahun 2020, kepala program nuklir Iran, Mohsen Fakhrisadeh, dibunuh. Surat kabar Inggris The Guardian dan New York Times melaporkan bahwa semua bukti menunjukkan adanya pembunuhan yang ditargetkan oleh dinas rahasia Israel. Israel tidak menyangkal atau menegaskan hal ini.

Narasi permusuhan penuh kontroversi

"Iran harus mengkaji ulang hubungannya dengan Israel karena sudah tidak mutakhir lagi," kata Faeseh Hashemi Rafsanjani dalam wawancara akhir tahun 2021. Faeseh adalah putri mantan Presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani dan mantan anggota Parlemen Iran.

Ilmuwan politik terkemuka Sadegh Zibakalam, yang kritis terhadap pemerintah, juga berulang kali mengkritik kebijakan Iran terhadap Israel. "Sikap itu telah mengisolasi negara ini di kancah internasional," tegas profesor Universitas Teheran itu dalam wawancara dengan DW pada tahun 2022.

Di Israel juga berulang kali muncul suara-suara yang menyatakan solidaritas terhadap rakyat Iran. Misalnya, inisiatif media sosial "Israel Cinta Iran," yang pertama kali menjadi berita utama pada tahun 2012.

Pada 2023, kampanye serupa mendukung warga Iran yang turun ke jalan melawan rezim di Teheran setelah pembunuhan Mahsa Amini. Baru-baru ini, ada upaya lain untuk menghidupkan kembali kampanye tersebut dengan menggunakan tagar #IsraelisLoveIranians.

Namun pada tingkat politik, sejak serangan Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober 2023 dan "perang pembalasan" yang dideklarasikan oleh Israel, front yang ada menjadi lebih keras dari sebelumnya. Menurut PBB, lebih dari 41.000 warga Palestina tewas dalam perang itu, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Tembakan roket dari Hizbullah dan pemboman Israel ke Lebanon selatan hingga ke ibu kota Beirut telah memaksa ratusan ribu orang di Israel dan Lebanon mengungsi. Ketakutan akan eskalasi perang sangat besar. AS, Uni Eropa, dan Jerman menyerukan kepada semua pihak yang bertikai untuk menahan diri.

Berita Rekomendasi
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas